DNA Kelinci Belang Sumatra Yang Mati Di Uji Tim Ahli Biologi Unand

Kelinci belang sumatera Dalam Kondisi Sudah Mati. Foto/M. Ryan Maulana
Sumber :

Padang – Tim ahli dari Laboratorium Genetika dan Molekuler Universitas Andalas (Unand), kini sedang melakukan penelitian ilmiah secara genetik dan morfologis terhadap satwa kelinci belang sumatera yang mati saat masih dalam proses rehabilitasi beberapa waktu lalu. 

Pakar Politik Unand Minta Masyarakat Bersabar Menunggu Hasil Resmi Pemilu 2024

Tujuannya, untuk melihat atau mengetahui kaitan atau kekerabatan satwa langka ini dengan spesies lainnya. Termasuk juga, untuk melihat asal-usulnya dan kekhasan genetiknya. Lalu, memastikan kembali apakah kelinci belang Sumatra yang memiliki nama latin Nesolagus Netscheri ini merupakan satwa endemik di Sumatra, atau bukan.

“Jurusan Biologi Universitas Andalas turut andil melakukan penelitian ilmiah secara genetik dan morfologis ini. Penelitinnya sedang berlangsung. Kajian genetiknya, melalui analisis DNA sampel darah dan organ dalam. Serta, pembuatan spesimen fisik dari kelinci untuk kajian morfologi,”kata asisten kurator museum Zoologi Unand, Ahmad Fakhri, kamis 23 Juni 2022.

Pemko Padang Siap Kirim Tenaga Kesehatan ke Jerman

Fakhri mengatakan, selain melakukan penelitian dan kajian serta analisis dari DNA sampel darah dan organ dalam satwa ini, tim ahli dari Vertebrata Museum Zoologi Unand yang dikomandoi langsung oleh Heru Handika, alumni Biologi Unand yang sedang menempuh studi S3 di Lousiana State University, Amerika Serikat itu, juga akan membuat spesimen tulang dan kulit. Artinya, satwa ini akan menjadi bagian dari koleksi Museum Zoologi.

Spesimen kulit yang ditempatkan di Museum Zoologi Biologi UNAND. Foto/Ahmad Fakhri

Photo :
  • -
Unand Sampaikan Lima Manifesto Penyelamatan Bangsa, Salah Satunya Tolak Praktik Politik Dinasti

“Pembuatan spesimen tulang ini, dikerjakan oleh tim spesimen tulang jurusan biologi dan pembuatan spesimen kulit dilakukan oleh tenaga ahli dari tim Verteb Muzo. Ini nantinya, akan dijadikan sebagai bagian dari koleksi dari Muzo,”ujar Ahmad Fakhri.

Ahmad berharap, jika seluruh tahapan penelitian dan analisis DNA sampel darah dan organ dalam serta proses pembuatan spesimen tulang dan kulit ini selesai, maka bisa melahirkan referensi dan pengetahuan yang baru untuk kajian konservasi dan keanekaragaman hayati melalui kajian genetik.

Halaman Selanjutnya
img_title