Edelweis: Antara Mitos Keabadian dan Bahaya di Puncak Gunung
- athaya
Padang – Bunga Edelweis (Leontopodium alpinum), dengan kelopak putih berselaput seperti beludru dan bentuknya yang khas, telah lama menjadi simbol ikonik pegunungan Alpen.
Namun, popularitasnya tak hanya terbatas di Eropa. Di Indonesia, khususnya di beberapa gunung berapi Jawa seperti Semeru dan Pangrango, terdapat jenis edelweis lokal (Anaphalis javanica) yang dikenal sebagai bunga abadi atau "bunga keabadian".
Julukan ini bukan tanpa alasan, melainkan diselubungi oleh beragam mitos dan legenda yang menambah daya pikatnya.
Mitos paling populer seputar edelweis, baik di Eropa maupun di Indonesia, adalah kemampuannya untuk melambangkan keabadian dan kesetiaan cinta.
Konon, bunga ini tidak akan layu meskipun telah dipetik, menjadikannya hadiah istimewa bagi sepasang kekasih.
Di beberapa budaya, memberikan bunga edelweis dianggap sebagai bukti cinta sejati yang tak akan lekang oleh waktu, janji untuk selalu bersama hingga akhir hayat.
Mitos ini seringkali dikaitkan dengan perjuangan seorang pemuda yang nekat mendaki puncak gunung yang terjal dan berbahaya hanya demi mendapatkan bunga edelweis untuk kekasihnya.