Strategi Wujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkarakter di Tengah Tantangan Perubahan Iklim

Iven GGS
Sumber :
  • Humas Kemendikbud

Padang – Kemendikbudristek, menyelenggarakan gelar wicara Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan tema “Sinergi Hadapi Perubahan Iklim untuk Generasi Sehat, Cerdas dan Berkarakter”. 

Kemendikbudristek Dukung Pemajuan Sepakbola Nasional

Kegiatan yang dihelat pada Kamis kemarin, bertujuan untuk mendorong akselerasi implementasi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di satuan pendidikan, serta memberikan informasi tentang upaya untuk mendukung peserta didik dalam mengenal dan mengantisipasi perubahan iklim. 

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, menyoroti tentang pentingnya kesehatan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). 

Indonesia Siap Berbagi Kunci Transformasi Pendidikan

Menurutnya, Kemendikbudristek terus berupaya mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter melalui GSS untuk Indonesia Emas 2025.

“Apa yang bisa kita lakukan saat ini adalah menyiapkan para peserta didik menjadi SDM unggul dengan menjadi jembatan bagi mereka menuju Indonesia Emas 2045,"kata Iwan Syahril, Jumat 18 Oktober 2024. 

Harmony in the Pacific: Jembatan Budaya Indonesia dengan Negara Pasifik 

SDM yang unggul kata Iwan Syahril, adalah mereka yang cerdas dalam kompetensi, memiliki karakter dan akhlak mulia, dan sehat jasmani maupun rohani. Sejatinya kesehatan merupakan pondasi paling penting dalam Pembangunan SDM.

Iwan menambahkan, fokus pembangunan SDM merupakan salah satu dari tiga filosofi transformasi pendidikan.

Selain itu, dua di antaranya adalah terus membangun nilai gotong royong yang menjadi modal sosial yang luar biasa dalam membangun gerakan pemulihan pembelajaran dan terus berupaya memaksimalkan tumbuh kembang anak Indonesia dengan menjaga kesehatan lingkungan. 

“Semoga gelar wicara ini dapat berdampak pada perubahan perilaku, sehingga nantinya status kesehatan peserta didik menjadi semakin baik dan memahami pentingnya dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Iwan juga mengajak seluruh hadirin untuk menjadi agen perubahan terkait kesehatan lingkungan dan perubahan iklim. Mari terus tingkatkan kesadaran hidup bersih dan sehat agar anak-anak Indonesia menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter .

Narasumber Latipah Hendarti dari Detara Foundation menjelaskan, tentang bahaya perubahan iklim yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak-anak. 

Menurutnya, salah satu bahaya yang paling ditakutkan adalah perubahan iklim mampu merusak kandungan gizi bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh anak-anak.

“Cuaca ekstrem dapat merusak kandungan bahan dari makanan yang dikonsumsi. Untuk itu penting bagi kita semua untuk menyadari betapa pentingnya perilaku keseharian kita dapat berdampak pada perubahan iklim dan terus melakukan budaya hidup yang sehat,” ujarnya.

Dalam paparannya, Latifah juga menyebut bahwa Kemendikbudristek telah merilis panduan pendidikan Perubahan Iklim.

Dimana, dalam modul tersebut berisikan langkah-langkah strategis dan panduan dalam menghadapi bahaya perubahan iklim. 

Modul Climate Change dapat menjadi panduan bagi kepala sekolah maupun guru untuk mewujudkan lingkungan sehat di sekolah, sehingga pembelajaran di sekolah semakin berkualitas, bukan hanya sisi akademik, namun juga kesehatan yang baik,” tutupnya.