Masyarakat Sumbar Hidup di Tanah yang Terus Merekah

Ilustrasi Rekahan Tanah. Sumber Foto.Istock
Sumber :

Padang – Gempa yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan pada 28 Februari 2019 mengingatkan lagi bahwa Sumatera Barat memang dalam ancaman serius gempa tektonik. Tak hanya berasal dari laut (subduksi) dan sesar Sumatera yang telah diketahui.

Gempa M6,5 di Jatim: 4.679 Rumah Rusak, 33.535 Warga Mengungsi

Namun ternyata ada patahan yang belum terpetakan. BMKG menyatakan, lindu di Solok Selatan itu adalah jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan dan belum diketahui namanya. 

Itu membuktikan bahwa ancaman gempa darat tak kalah serius dibandingkan potensi megathrust. Menurut peneliti sejarah kegempaan Sumatera Barat, Yose Hendra, sebenarnya sebagian besar masyarakat di Ranah Minang hidup di atas tanah yang terus merekah. Itu artinya, mau tidak mau, harus diperhatikan dengan serius. Tidak hanya fokus mengantisipasi ancaman dari megathrust.

Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak Gempa Bumi Bawean

Dari total 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, kata Yose, Kota Payakumbuah, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Dharmasraya yang sedikit lebih aman dari ancaman rekahan tanah akibat gempa darat zona sesar Sumatera. Selebihnya sangat rentan. “Sangat jelas, hidup di Sumbar, hidup di tanah yang terus merekah," kata Yose beberapa waktu lalu.

Dia mengingatkan, ranting patahan Sumatera yang sudah dipetakan mestinya dipakai sebagai rujukan untuk kebijakan pembangunan. Begitu pula tentang riwayat gempa di Sumatera Barat seyogiayanya dijadikan pertimbangan untuk pembangunan. "Nyatanya, kota-kota baru didirikan di atas sesar seperti Padang Aro, ibu kota Solok Selatan; dan Arosuka, ibu kota Kabupaten Solok,” ujarnya.

Gempa Magnitudo 6,0 Tuban Rusak Sejumlah Fasilitas Bangunan

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ternyata lindu di Solok Selatan tidak masuk dalam segmen bagian patahan Sumatera. Ini jelas masih ada patahan-patahan Sumatera di daratan Sumatera. Maka kunci semuanya adalah kesiapsiagaan atau memperkuat mitigasi yang berbasis tradisional dari sisi bangunan maupun yang berbasis konsensus pegiat kebencanaan. 

Ilustrasi Dampak Gempabumi. Foto/Andri Mardiansyah

Photo :
  • -
Halaman Selanjutnya
img_title