Cerita Haru Penyintas Gempa Maroko, Semangat Gotong Royong Tak Tergoyahkan
- via viva.co.id
Padang – Penduduk desa di berbagai wilayah Maroko menghadapi malam kelima di bawah langit terbuka setelah gempa bumi terdahsyat dalam satu abad mengguncang bumi mereka pada Jumat malam, 8 September 2023. Jumlah korban tewas mencapai lebih dari 2.800 orang, sementara sekelompok pahlawan dari Spanyol, Inggris, dan Qatar bergabung dalam upaya penyelamatan yang memukau.
Maroko dilanda malapetaka ketika gempa berkekuatan 6,8 magnitudo menghantam Pegunungan High Atlas, meratakan rumah-rumah bata berbahan lumpur tradisional yang tersebar di wilayah itu. Seorang warga setempat, Mouhamad Elhasan, 59 tahun, berbicara dengan mata berkaca-kaca saat menceritakan momen tragis yang mengubah hidupnya.
"Kami tengah makan malam bersama keluarga ketika gempa datang. Putra saya berusia 31 tahun berlari keluar, hanya untuk dihantam oleh atap rumah tetangga yang runtuh, menjebaknya di bawah reruntuhan," ucapnya sambil terisak. Namun, inilah takdir yang terjadi, dalam kata-kata Elhasan mengungkapkan, "Jika dia tetap tinggal di dalam rumah, dia akan baik-baik saja."
Bahkan tanpa peralatan canggih, warga setempat saling bergandengan tangan untuk menyelamatkan nyawa. Mohamed Ouchen, 66 tahun, dari desa Tikekhte, menggambarkan bagaimana mereka berhasil menyelamatkan 25 orang, termasuk saudara perempuannya, dengan tangan kosong. "Kepalanya terlihat, dan kami terus menggali dengan tangan," ujarnya dengan bangga.
Cuplikan rekaman dramatis dari desa terpencil Imi N'Tala, yang diabadikan oleh penyelamat Spanyol Antonio Nogales dari kelompok bantuan "Bomberos Unidos Sin Fronteras" (Persatuan Pemadam Kebakaran Tanpa Batas), menunjukkan seorang pria dan anjing yang berjuang memanjat lereng curam yang tertutup puing-puing.
Nogales, berjuang untuk menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan kehancuran yang Dia saksikan, "Tingkat kehancurannya... absolut. Tidak ada satu rumah pun yang tetap berdiri tegak."
Meskipun kerusakan besar, semangat tak kenal menyerah dari tim penyelamat masih menyala. Upaya penyelamatan yang awalnya dianggap lambat oleh beberapa penyintas mulai membuahkan hasil, dengan tenda-tenda dan bantuan muncul di beberapa lokasi. Tentara Maroko memperkuat tim pencarian dan penyelamatan, menyediakan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban.