Waspada, Sudah 18 Kali Gempa Susulan di Kabupaten Berau
- Humas BPNB
Padang – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.5 mengguncang wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pada Minggu, 15 September 2024 pukul 20.08 WIB.
BMKG merilis, episenter gempa berada di darat pada koordinat 1,28° Lintang Utara dan 118,42° Bujur Timur, dengan kedalaman hiposenter 10 kilometer.
Pusat gempa kali ini, terletak pada 145 kilometer tenggara Berau,163 km timurlaut Kutai Timur, dan 240 km tenggara Tanjungselor, Kalimantan Utara.
Guncangan gempa dirasakan di Karangan, Maratua, Berau, di Kabupaten Berau dan Kutai Timur. Di wilayah Samarinda, Bontang, Bulungan, dan Malinau, gempa terasa dengan intensitas yang lebih ringan, skala II MMI.
Tidak lama setelah gempa utama, pada pukul 20:39 WIB, terjadi gempa susulan dengan magnitudo 3.9 di wilayah yang sama. Hingga pukul 07:00 WIB pagi ini, telah terjadi sebanyak 18 kali gempa susulan di area tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut bahwa gempa ini dirasakan selama 2 hingga 3 detik di Kabupaten Berau, menyebabkan kepanikan di kalangan warga.
"Banyak warga keluar rumah untuk mencari tempat aman. Di pesisir pantai Batu Putih, beberapa warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sebagai langkah antisipasi gempa susulan dan potensi tsunami, meskipun BMKG telah mengonfirmasi bahwa gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami,"kata Abdul Muhari dikutip Padang Viva dari keterangan resminya, Selasa 17 September 2024.
Hingga saat ini kata Abdul, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa. BPBD Kabupaten Berau terus melakukan pemantauan dan memberikan edukasi kesiapsiagaan kepada masyarakat setempat, khususnya di wilayah pesisir.
Menurut Abdul, kondisi Geologi dan Penyebab Gempa. Secara geologis, wilayah di sekitar pusat gempa umumnya terdiri atas batuan sedimen dan karbonat berumur Tersier serta endapan aluvium. Batuan yang longgar ini dapat memperkuat efek guncangan gempa.
Berdasarkan data dari Badan Geologi, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah lunak dan sedang pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang, serta tanah keras pada morfologi perbukitan.
"Gempa ini termasuk dalam kategori dangkal, dengan kedalaman hiposenter 10 km, dan diperkirakan terkait dengan aktivitas sesar aktif, khususnya sesar Sangkulirang – Mangkaliat di wilayah Berau,"tutup Abdul.