Sektor Jasa Keuangan di Sumatera Barat Tumbuh Positif

Ilustrasi
Sumber :
  • iStock

Padang – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Barat menilai, kondisi sektor jasa keuangan di Sumatera Barat pada November 2023 tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga.

Plt. Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat, Guntar Kumala menyebut, kinerja sektor jasa keuangan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat yang menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan III-2023 (yoy) tercatat sebesar 4,30 persen.

"Kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) di Sumatera Barat tumbuh positif. Pada November 2023, aset perbankan tumbuh 5,62 persen (yoy) menjadi sebesar Rp79,92 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 7,49 persen (yoy) menjadi sebesar Rp69,54 triliun,"kata Guntar Kumala, melalui siaran persnya, Selasa 23 Januari 2024.

Ia menambahkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terkontraksi sebesar 1,62 persen (yoy) menjadi sebesar Rp54,24 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,08 persen dan rasio LDR 128,20 persen.

Penyaluran kredit untuk pelaku UMKM kata Guntar Kumala, mencapai Rp30,85 triliun, tumbuh sebesar 9,40 persen (yoy). Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM ini mencapai 44,36 persen dari total kredit perbankan di Sumatera Barat.

Sementara untuk kinerja perbankan syariah, dari sisi aset, DPK, dan penyaluran pembiayaan terus tumbuh cukup tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional. Aset perbankan syariah Sumatera Barat tumbuh sebesar 20,48 persen (yoy) menjadi sebesar Rp10,78 triliun, dengan penghimpunan DPK meningkat sebesar 19,78 persen (yoy) menjadi sebesar Rp9,88 triliun dan penyaluran pembiayaan meningkat sebesar 25,84 persen (yoy) menjadi sebesar Rp8,70 triliun. Risiko pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPF 1,69 persen dan rasio FDR 88,02 persen.

Tak cuma itu, menurut Guntar Kumala, kinerja Bank Perekonomian Rakyat di Sumatera Barat juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 6,25 persen (yoy) menjadi sebesar Rp2,54 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 3,53 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,91 triliun, dan penyaluran Kredit atau Pembiayaan meningkat 10,69 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,93 triliun, dengan 70,21 persen merupakan kredit atau pembiayaan UMKM.