Menjelajah Warisan Budaya Minangkabau di Museum Bustanil Arifin Padang Panjang

Museum Bustanil Arifin Padang Panjang
Sumber :
  • Diskominfo Padang Panjang

Padang – Berkunjung ke Kota Padang Panjang tak lengkap rasanya tanpa menjelajahi kekayaan budaya Minangkabau di Museum Bustanil Arifin.

Dahulu dikenal sebagai Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM). Museum ini bagaikan jendela untuk memahami warisan budaya Ranah Minang yang penuh pesona.

Pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai informasi dan dokumentasi yang berkaitan dengan Minangkabau, mulai dari foto-foto rumah adat tempo dulu, jenis-jenis ukiran yang rumit dan indah, hingga koleksi pakaian adat yang beragam dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan koleksi uang kertas dan koin dari masa lampau, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Minangkabau.

Dibangun dengan arsitektur Rumah Gadang yang ikonik, Museum Bustanil Arifin berdiri megah di tengah taman yang bersih dan asri.

Bunga-bunga yang bermekaran dan pepohonan yang rindang menciptakan suasana sejuk dan nyaman, mengundang pengunjung untuk berlama-lama menjelajahi museum ini.

Pemandangannya yang indah juga menjadi latar belakang yang sempurna untuk mengabadikan momen kunjungan.

Bagi yang ingin beristirahat sejenak, tersedia tempat duduk dan gazebo di dalam taman. Pengunjung dapat bersantai sambil menikmati panorama sekitar museum yang menenangkan. Selain itu, terdapat musala dan toilet yang bersih untuk menunjang kenyamanan pengunjung.

Diketahui, Museum Bustanil Arifin didirikan pada 8 Agustus 1988 dan diresmikan pada 17 Desember 1990. Awalnya, museum ini bernama Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (YDIKM) dan dikelola oleh keluarga besar Bustanil Arifin.

Pada 1 Desember 2015, bertepatan dengan Hari Jadi Kota (HJK) Padang Panjang ke-225, dilakukanlah serah terima hibah dari keluarga besar Bustanil Arifin kepada Pemerintah Kota Padang Panjang.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasa Bustanil Arifin, putra Padang Panjang yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Menteri Koperasi, museum ini pun dinamai dengan namanya.