Cara Pemko Padang Turunkan Angka Stunting
Padang – Kepala Dinkes Kota Padang, dr. Srikurnia Yati menyebut bahwa pihaknya mengambil langkah strategis dengan melalukan Intervensi Serentak Penurunan Stunting (ISPS).
Intervensi itu kata Srikurnia Yati, merupakan aksi bersama yang melibatkan berbagai pihak untuk memerangi stunting, yang berdampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan balita.
Menurut Srikurnia Yati, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) per 5 Juli 2024, tercatat masih terdapat 1.569 anak stunting di Kota Padang dari total 58.515 balita yang telah diukur dalam kegiatan intervensi serentak.
"Pemerintah Kota Padang tidak tinggal diam dalam menangani stunting. Kami telah melakukan deteksi tumbuh kembang anak dan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak yang mengalami stunting," kata Srikurnia, Jumat 19 Juli 2024.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa semua anak stunting di Kota Padang telah menjalani pemeriksaan tumbuh kembang. Hingga saat ini, 73 anak telah dirujuk ke RSUD dr. Rasidin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, 193 anak stunting juga telah menerima bantuan susu dari Baznas yang direkomendasikan oleh dokter spesialis anak.
"Intervensi yang dilakukan ini menjadi bahan evaluasi bagi kami. Kami berharap angka stunting di Kota Padang dapat terus menurun. Di samping itu, kami juga tetap melakukan pengawasan terhadap ibu hamil. Hingga Juni 2024, tercatat terdapat sekitar 8.700 ibu hamil di Kota Padang, dan 900 di antaranya mengalami anemia," ujarnya.
Srikurnia Yati merincikan, sebaran anak stunting di 11 kecamatan di wilayahnya. Kecamatan Koto Tangah memiliki jumlah anak stunting terbanyak dengan 565 anak, disusul Bungus (43 anak), Kuranji (114 anak), Lubuk Begalung (109 anak), Lubuk Kilangan (114 anak), Naggalo (44 anak), Padang Barat (60 anak), Padang Selatan (131 anak), Padang Timur (134 anak), Padang Utara (63 anak), dan Pauh (192 anak).