Catatan Perjalanan: Wakil Sumbar di Sinematografi Teater “Tendi Karo Volkano”

S. Metron, Wakil Sumbar di Sinematografi Teater
S. Metron, Wakil Sumbar di Sinematografi Teater
Sumber :
  • Istimewa

Sri Sultan, Lestari memapah gerakan Karo dalam tubuh. Bukan hanya agar semirip mungkin tetapi meraih ruh tarian dalam kesempurnaan. Rasyidin yang berperan sebagai Sira terus menginvestigasi berbagai bentuk suara. Bukan hanya sebagai padanan, sekaligus melokalisir karakter Sira yang begitu kompleks dan panjang sejarahnya terinjeksi dalam DNA Karo; pedagang, negoisator, pesilat, sekaligus penguasa aliran sungai. 

“Workshop, pertemuan dengan warga, berbincang dengan tetua, benar-benar membantu saya dalam menumbuhkan peran ini,” ujar dosen ISBI Aceh ini.

Persoalan visual baru bisa terlihat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, Karo. Hananingsih membuat teks visual aksara Karo sedemikian rupa. Digabung dengan footage dari perjalanan sebelumnya membuat pertunjukan mulai menumbuhkan taring. Duet Wawan dan Toper di musik, menuju akhir perjalanan semakin kuat. Pemahaman mereka bagaimana menggarap pertunjukan dengan mengorkestrasinya dengan berbagai bebunyian kian terasa.

Di Gedung Kesenian, Taman Mejuah-juah, Berastagi, babak awal dari pertunjukan menemukan wadah yang tepat. Tari, visual, dendang, nyanyian mulai menemukan kimiawi. Aksara Karo yang melintas-lintas, kadang menimpa wajah Sira, menambah karakteristik Rasyidin. 

Catatan yang mesti disematkan adalah hadirnya Penyanyi Lawas Karo, Tio Fanta Ponem yang dibawa ke empat eksibisi. ini tak hanyaya menjadi ‘intro’ yang kuat, tetapi juga mengubah eksbisi menjadi lebih berwarna.

“Kami paling menikmati fase ini,” kata Wawan. Bersama Toper, ia merasa menjadi gelas yang penuh. Siap mendada pertunjukan sebenarnya pada 10 Agustus 2024 nanti di Puncak DP. 

“Kami mengundang seluruh handai tolan di Tanah Karo untuk menyaksikan pertunjukan. Pertunjukan yang saya jamin tidak akan terlupakan,” tambah Toper, putra asli Deli Serdang ini. (*)