Rencana Pembangunan PLTS Terapung Singkarak Bentuk Komitmen Penggunaan EBT di Indonesia

Ilustrasi PLTS
Sumber :
  • Pixabay

Padang – Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menyebut bahwa rencana proyek pembangunan PLTS Terapung Singkarak akan berkontribusi dignifikan dalam pengembangan bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.  

"Pembangunan PLTS terapung Singkarak ini dengan kapasitas pembangkit sebesar 50 megawatt ac (MWac). Kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” kata Edwin Nugraha Putra dikutip dari keterangan resminya, Kamis 16 Januari 2025.

Menurut Edwin, sebagai upaya pengembangan, PLN telah melakukan feasibility study, pengurusan perizinan dan telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional.

Edwin mengatakan dengan adanya pengembangan PLTS Terapung Singkarak, PLN meneruskan komitmen penggunaan EBT dengan memanfaatkan potensi dalam negeri. 

PLTS Terapung Singkarak berada di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Saat beroperasi, listrik akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kilovolt gardu induk Padang Panjang 150 kilovolt. 

Bekerjasama dengan ACWA Power, menurut Edwin saat ini ACWA Power telah memiliki Portofolio dalam pembangkit listrik sejumlah 43 Gigawatt (GW), di mana hampir 15,5 GW (36 persen dari total portofolio) adalah pembangkit listrik EBT.

“Ini merupakan keseriusan PLN sebagai garda terdepan transisi energi di Indonesia, menuju kelistrikan yang semakin ramah lingkungan dan sustainable dapat segera terwujud,” ujar Edwin.

Sementara itu Direktur PT Indo Acwa Tenaga Singkarak Helmi Kautsar menyebut, proyek ini dipastikan tidak akan mengganggu ekosistem yang sudah ada. 

Selain pembangunan PLTS, kata Helmi, pihaknya sudah menyiapkan program untuk konservasi ikan bilih Singkarak. Kemudian, juga ada program penguatan sumber daya lokal dan pengolahan produk ikan bilih serta program edukasi untuk masyarakat nelayan di sekitar PLTS Singkarak. 

“Nantinya juga akan ada riset lanjutan yang akan dilakukan para pakar dan ahli dalam pengkajian dampaknya,” katanya.

Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus menegaskan transisi energi merupakan suatu rangkaian dari pembentukan ketahanan energi. Sumbar punya sumber daya energi yang luar bisa banyaknya. 

"Ini merupakan anugerah yang diciptakan Allah di Ranah Minang, perlu kita syukuri bagaimana potensi ini bisa kita kembangkan secara Bersama," ujar Herry.

Katanya, Pemprov Sumbar mendapatkan penghargaan dari Dewan Energi Nasional sebagai salah satu provinsi terbaik pengembangan energi baru terbarukan (EBT). 

Ia berharap penempatan PLTS Terapung di Danau SDingkarak bisa menambah dan melengkapi pengembangan EBT di Indonesia, khususnya di Sumbar.

"Mudah-mudahan kehadiran dari PLTS ini bisa membawa berkah bagi kita semua. Sehingga potensi yang ada di nagari kita ini bisa kembangkan secara bersama," tutupnya.

Diketahui, PT PLN Indonesia Power dan PT Indo Acwa Tenaga Singkarak bersama dengan investor asal Arab Saudi, berencana membangun  Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Alih-alih mendapat dukungan, proyek dengan kapasitas pembangkit sebesar 50 megawatt yang menelan biaya sekitar Rp855 miliar untuk 25 tahun itu, malah mendapat penolakan dari warga selingkar danau Singkarak. 

Penolakan ini, buntut dari trauma masyarakat setempat atas keberadaan PLTA Singkarak yang sejak beroperasi penuh pada tahun 1998, masih menyisakan berbagai masalah. 

PLTA Singkarak yang dianggap mangkir dari janji untuk mensejahterahkan masyarakat di lingkaran danau Singkarak, serta mengancam habitat dari endemik ikan bilih, menjadi alasan kuat warga menolak rencana pembangunan PLTS terapung ini.

Mengetahui adanya penolakan itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade turun gunung. Pada Rabu kemarin, ia bersama dengan otoritas terkait lainnya, mendatangi warga di Nagari Guguak Malalo, Padanglaweh Malalo dan Sumpur Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanahdatar, Sumatra Barat.

Kedatangan Andre itu, bertujuan menjalin komunikasi dan dialog dengan warga setempat terkait dengan rencana pembangunan proyek pembangunan PLTS terapung di Danau Singkarak serta mencari titik temu agar kemudian proyek ini dapat diterima dan terlealisasi.

"Orang Minang ini memang suka berdialektika, berdiskusi. Pro dan kontra itu adalah hal yang lumrah dan wajar. Yang pasti kita akan melakukan diskusi secara terbuka supaya jangan ada dusta di antara kita," kata Andre Rosiade.

Andre menegaskan, dirinya ingin memastikan jika investasi yang dilakukan pemerintah melalui pembangunan PLTS Terapung ini tidak merugikan dan diterima oleh masyarakat.