Perusak Kawasan Hutan Tahura Bukit Mangkol Segera Disidangkan

Penegakan hukum lingkungan
Sumber :
  • Kementerian LHK

Padang – Penyidik Ditjen Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KLHK bersama Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung RI, pada 14 Juli 2022 telah melimpahkan kasus perambahan hutan illegal (tahap 2) untuk segera disidangkan. 

Solok Selatan Semarakkan Hari Pendidikan Nasional dengan Upacara dan Penghargaan Tenaga Pendidik

Kini Penyidik Ditjen Gakum KLHK bersama Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung RI menyerahkan V alias A sebagai tersangka kepada Kejaksaan Negeri Koba untuk segera disidangkan. 

Dikutip dari press realease Kementerian LHK, pelimpahan kasus ini dilakukan setelah penyidikan yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Gakkum KLHK dinyatakan lengkap oleh jaksa Peneliti dari Kejaksaan Agung RI (P-21) pada tanggal 11 Juli 2022.

Jalan Tol Padang-Pekanbaru Seksi Padang-Sicincin Ditargetkan Tuntas Juli 2024

Selama proses penyidikan berlangsung tersangka telah ditahan di Rutan Salemba Jakarta. Penyidik Gakkum KLHK juga menyerahkan 1 unit alat berat/buldoser sebagai barang bukti kejahatan perambahan illegal Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Mangkol, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaku merupakan pengusaha penyewaan dan memiliki bengkel alat berat.

Pengungkapan kasus ini berawal dari adanya pengaduan masyarakat kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait aktivitas ilegal berupa pembukaan Kawasan hutan Tahura Bukit Mangkol tanpa dilengkapi perizinan yang sah. 

Pengakuan Status Hutan Adat di Pasaman Barat Segera Diajukan

Menindaklanjuti pengaduan tersebut, Petugas Pengamanan Hutan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah sebagai pengelola Tahura Bukit Mangkol mengarahkan patroli ke wilayah Kecamatan Simpang Katis dan menemukan adanya 1 unit alat berat buldozer di dalam Tahura Bukit Mangkol dan 2 unit ekskavator yang terparkir di dekat pondok yang berada di area penggunaan lain yang berbatasan langsung dengan Tahura Bukit Mangkol. 

Hasil pendalaman investigatif yang dilakukan penyidik Gakkum KLHK, telah membuat terang dan meyakinkan bahwa kegiatan illegal pembukaan Kawasan hutan yang dilakukan pelaku V alias A berada dikawasan Tahura Bukit Mangkol.

Atas perbuatannya tersebut, pelaku V alias A diduga melakukan tindak pidana kehutanan berupa mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah untuk kegiatan perkebunan dan diancam dengan hukuman penjara maksimum 10 tahun dan denda maksimum Rp 5 miliar, berdasarkan Pasal 78 Ayat 2 Jo. Pasal 50 Ayat 3 Huruf a Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, yang diubah dengan Pasal 36 Angka 19 Pasal 78 Ayat 2 Jo. Pasal 36 Angka 17 Pasal 50 Ayat 2 Huruf a Undang-Undang No 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja.

Yazid Nurhuda, Direktur Penegakan Hukum Pidana Ditjen Gakkum KLHK menyatakan, kejahatan perusakan dan perambahan Kawasan hutan yang dilakukan pelaku V alias A adalah kejahatan serius. 

Perusakan hutan tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan fungsi Kawasan Tahura Bukit Mangkol sebagai penjaga keberlangsungan ketersediaan sumber air dan pengendali banjir bagi kota Pangkalpinang dan sekitarnya.

“Perusakan kawasan hutan yang dilakukan oleh pelaku V alias A untuk mendapatkan keuntungan secara finansial yang berdampak buruk, baik untuk lingkungan hidup, ekosistem dan keselamatan masyarakat. Untuk keadilan, tersangka sebagai pelaku perusakan lingkungan dan perambahan kawasan hutan konservasi Tahura Mangkol agar dapat dihukum seberat-beratnya, hukuman penjara dan denda maksimal," ujar Yazid.

Yazid Nurhuda pun menegaskan bahwa tersangka sudah seharusnya dikenakan pidana tambahan untuk memulihkan kawasan hutan yang rusak. Hukuman yang berat diharapkan dapat menimbulkan efek jera dan pembelajaran bagi pelaku lainnya.

“Sekali lagi kami mengharapkan agar Majelis Hakim Koba menghukum V alias A maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar, serta memerintahkan agar V alias A memulihkan kerusakan yang terjadi, agar ada efek jera,” tambahnya.

Yazid menjelaskan pada saat ini tim gakkum KLHK sedang mempelajari untuk menyiapkan Langkah hukum lainnya, termasuk gugatan perdata ganti rugi dan biaya pemulihan lingkungan atas perbuatan perusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh Tersangka V alias A.

Berkaitan dengan penanganan kejahatan perusakan Kawasan Tahura Bukit Mangkol, Hariyanto, Kepala Seksi III Gakkum KLHK Wilayah Sumatera mengatakan bahwa KLHK mempunyai komitment yang kuat untuk mengamakan Kawasan tahura Bukit Mangkol. 

"Kami telah menyerahkan 3 orang tersangka lainnya kepada Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung untuk segera disidangkan," ujarnya.

Ketiga tersangka tersebut adalah berasal dari Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Disamping itu Penyidik Gakkum KLHK sedang mengejar salah satu tersangka pelaku tambang illegal di hutan konservasi Tahura Bukit Mangkol yang melarikan diri.

"Kami ingatkan kepada pelaku perusakan Kawasan Tahura Bukit Mangkol kami akan menindak tegas dan tidak akan berhenti," sebutnya.