Waspada, Bencana Hidrometeorologi Basah Mulai Banyak Terjadi di Indonesia
- Humas BNPB
Padang – Sejumlah bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi sejumlah daerah di tanah air.
Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagian besar peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari merinci, Provinsi Kalimantan Selatan, peristiwa bencana angin kencang melanda Kabupaten Banjar, pada sabtu sore kemarin.
Peristiwa ini terjadi di dua desa yakni Desa Gambut Kecamatan Gambut dan Desa Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru.
Akibatnya, sebanyak 25 unit rumah terdampak, dengan rincian 4 unit rumah rusak ringan dan 5 unit rumah rusak berat.
"BPBD setempat telah melakukan penanganan material rumah roboh bersama para warga,"kata Abdul Muhari, dikutip dari keterangan resminya, Senin 13 Januari 2025.
Beralih ke Pulau Jawa, menurut Abdul, banjir merendam dua kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Pekalongan dan Kabupaen Cilacap.
Di Kabupaten Pekalongan, banjir rob melanda dua desa yaitu Desa Depok dan Desa Blacanan di Kecamatan Siwalan, pada Jumat pekan kemarin yang disebabkan oleh pasang air laut ditambah hujan dengan intentistas tinggi.
Akibat banjir rob ini, sebanyak 1.010 Kepala Keluarga terdampak dengan kerugian materiil mencapai 717 unit rumah tergenang dengan rincian 315 unit rumah di Desa Depok dan 402 unit rumah di Desa Blacanan.
"Kondisi mutakhir yang dilaporkan, air masih menggenang dengan ketinggian muka air mulai dari 15 sampai 40 sentimeter. BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pekalongan masih melakukan penanganan darurat di wilayah terdampak,"ujar Abdul.
Abdul menambahkan, di Kabupaten Cilacap, banjir melanda dua desa yakni Desa Cilongkrang, Kecamatan Wanareja, Kamis pekan kemarin dan Desa Mekarsari, Kecamatan Cipari.
Banjir di kedua desa ini disebabkan oleh luapan air sungai, yaitu Sungai Cijambe, yang berdampak pada 50 KK atau 200 jiwa dan luapan Sungai Cikamuning, di mana mengakibatkan tergenangnya area persawahan seluas 65 hektare.
BPBD Kabupaten Cilacap masih berupaya melakukan penanganan di dua lokasi tersebut, salah satunya dengan melaksanakan kerja bakti bersama warga guna menutup tanggul yang jebol dan melakukan asesmen ke lokasi bersama BBWS Citanduy, serta memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak.
"Selain di Pulau Jawa, bencana hidrometeorologi basah juga tercatat melanda wilayah Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Halmahera Timur yang dilanda banjir. Kejadian ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi selama kurang lebih tiga jam,"kata Abdul lagi.
Menurut Abdul, banjir tersebut merendam Desa Minamin dan Desa Saolat, di Kecamatan Wasile Selatan. Hasil pendataan sementara yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Halmahera Timur, tercatat sebanyak 23 KK terdampak dengan rincian tiga KK di Desa Minamin dan 20 KK di Desa Saolat.
"Kerugian materiil akibat banjir ini selain rumah terendam, banjir juga merendam satu fasilitas kesehatan dan hasil panen perkebunan kelapa sebanyak 10 ton milik warga yang turut terdampak,"tutup Abdul.