Sejumlah Wilayah Dihantam Bencana Hidrometeorologi Basah

Banjir
Sumber :
  • Humas BNPB

Padang – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut pekan pertama Februari 2025 bencana hidrometeorologi masih mengisi daftar laporan bencana yang dirangkum pihaknya.

Kata Abdul, dari berbagai wilayah di tanah air. Deretan peristiwa banjir, abrasi, banjir rob, banjir bandang dan tanah longsor menjadi garis besar kejadian bencana yang berdampak signifikan.

"Dalam laporan harian, ada 10 kejadian bencana yang melanda dan menyebabkan terganggunya kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Ada abrasi di Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan sejak hari Kamis pekan kemarin,"kata Abdul Muhari, Senin 3 Februari 2025.

Menurut Abdul, ada 16 Kepala Keluarga yang tinggal di 16 rumah telah terdampak abrasi. Sedangkan 64 rumah lainnya juga terancam abrasi. BPBD Kabupaten Bulukumba sudah melakukan kaji cepat dan pendistribusian logistik kepada masyarakat terdampak.

Dia bilang, abrasi pantai juga terjadi di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Sebanyak 20 rumah yang ditinggali 20 Kepala Keluarga di Desa Patlean, Kecamatan Maba Utara, terdampak abrasi yang dipicu oleh faktor cuaca

"Beruntung tidak ada korban jiwa maupun dampak yang signifikan atas peristiwa tersebut, namun gelombang tinggi air laut berpotensi masih terjadi,"ujar Abdul.

Tak cuma itu, BNPB menurut Abdul juga mencatat peristiwa gelombang tinggi air laut ditambah cuaca ekstrem yang berujung pada banjir rob di Desa Taat, Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. 

Sebanyak 22 rumah milik 22 kepala keluarga terdampak. Hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Buol, diperlukan pembangunan tanggul sebagai pengaman dari ancaman gelombang tinggi air laut untuk kedepannya. Banjir rob hingga hari ini masih terjadi.

Berikutnya kejadian banjir melanda Desa Ogomatanang, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi itu merendam 10 rumah warga dan lebih dari 105 hektare lahan perkebunan. 

"Hasil asesmen BPBD Kabupaten Toli-Toli per hari ini, banjir sudah mulai surut dan warga membersihkan rumah dari sisa lumpur dan puing,"tambah Abdul.

Abdul menambahkan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, banjir juga melanda Desa Boyoteluk, Kecamatan Siwalan.

Sampai hari ini, air masih menggenangi permukiman warga dan ruas jalan desa. Sedikitnya 450 jiwa dari 180 kepala keluarga terdampak. Sebanyak 110 rumah terendam banjir.

Bergeser ke Kabupaten Siak, Provinsi Riau, banjir melanda Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura setelah air sungai meluap ditambah luapan dari kanal bloking PT. Ekawana dan Arara Abadi. 

Sedikitnya 71 jiwa yang tinggal di 18 rumah terdampak banjir tersebut. Satgas BPBD Kabupaten Siak terus memonitor kondisi di lokasi kejadian dan mengimbau kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak agar tidak bermain air saat banjir melanda.

Beralih ke wilayah gugusan Kepulauan Sunda Kecil, peristiwa angin puting beliung memporak-porandakan empat rumah termasuk beberapa fasilitas umum di Desa Pada Suka, Kecamatan Lunyuk dan Desa Pulau Kaung, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Lebih lanjut Abdul, sebuah rumah milik warga dan fasilitas umum di Desa Pada Suka mengalami rusak berat. Sedangkan empat rumah di Desa Pulau Kaung turut terdampak. 

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Warga dibantu BPBD Kabupaten Sumbawa termasuk relawan setempat mulai memperbaiki rumah dan membersihkan puing.

Abdul menambahkan, angin puting beliung juga menerjang Desa Karanganyar, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sedikitnya 6 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang dan 31 rumah rusak ringan.

Menurut hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Subang. Sebanyak 126 jiwa dari 41 kepala keluarga terdampak atas peristiwa tersebut. Mereka sudah mendapatkan pendampingan dari unsur terkait dan forkopimda Kabupaten Subang.

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat disertai angin kencang melanda Desa Sukajaya dan Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol dan Desa Gadog, Kecamatan Megamendung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Sedikitnya 2 rumah mengalami rusak sedang dan 8 lainnya rusak ringan termasuk beberapa pohon tumbang. Peristiwa itu berdampak pada 38 jiwa dari 10 KK. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Bogor dan lintas instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat.

Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, seorang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimbun material longsor di Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur. 

Selain itu dua orang warga mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan intensif dari tim kesehatan RSUD Bayu Asih. Peristiwa tanah longsor itu terjadi pada dini hari, setelah sore sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Jatiluhur.

Merujuk kepada prakiraan cuaca selama dasarian pertama di bulan Februari 2025 yang dianalisa oleh BMKG. 

Sebagian besar wilayah Indonesia ini, masih berpeluang terjadi hujan dengan kriteria rendah hingga tinggi antara 50 - 200 milimeter mencakup wilayah selatan Sumatera, Kalimantan bagian tengah, hampir seluruh Pulau Jawa, Sulawesi bagian selatan, sebagian besar wilayah gugusan kepulauan Sunda Kecil dan Papua bagian tengah.

Gelombang tinggi air laut 1,25-2,5 meter juga masih berpotensi terjadi hingga tanggal 5 Februari 2025 di beberapa wilayah perairan meliputi Selat Malaka bagian utara, Samudera Hindia bagian barat Aceh dan Kepulauan Mentawai.

Lalu juga laut Natuna bagian utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi bagian barat dan timur, Laut Maluku dan Laut Seram.

Kemudian untuk tinggi gelombang air laut antara 2,5-4.0 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu dan Lampung, Samudera Hindia bagian barat Banten hingga Jawa Barat, Samudera Pasifik utara Maluku hingga Papua, Laut Banda dan Laut Arafuru.

Kondisi cuaca dan potensi gelombang tinggi air laut tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat dan pemerintah daerah terkait untuk dapat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan dan upaya mitigasi.

Monitoring dan normalisasi daerah aliran air, selokan, tanggul, drainase hingga daerah aliran sungai dapat dilakukan secara berkala untuk meminimalisir dampak potensi risiko bencana banjir dan banjir bandang.

Pemantauan lereng tebing, jurang dan jalur transportasi juga diharapkan dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan yang berpotensi terjadi pergerakan tanah maupun longsoran.

Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam, pemerintah daerah dapat mengupayakan evakuasi sementara warga yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran sungai.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir agar selalu mewaspadai potensi perubahan kondisi cuaca.

Apabila terjadi tanda-tanda gelombang tinggi sebaiknya melakukan evakuasi mandiri sementara ke wilayah yang lebih aman.

Kemudian bagi para nelayan diharapkan untuk selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dan tidak melaut sementara hingga kondisi dapat dipastikan kembali aman.