Triwulan Pertama Tahun Ini Inflasi Kota Padang Turun Signifikan

Ilustrasi Beras. Foto by AndriMardiansyah
Sumber :

Padang – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Barat, Endang Kurnia Saputra menyebut jika pada triwulan pertama tahun ini, inflasi Kota Padang mengalami penurunan hingga 5,94 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV pada tahun 2022 yang menyentuh angka 7,38 persen year on year (yoy).

Breezon: Nafas Segar untuk Bumi, Hadiah Spesial Dari Pertamina di Hari Pohon Sedunia

"Berdasarkan data, inflasi Kota Padang pada Triwulan I tahun ini bersumber dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,00 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,45 persen (yoy),"kata Endang Kurnia Saputra, Kamis 20 Juli 2023.

Ia menjelaskan, inflasi kelompok makanan dan minuman dan tembakau terutama disebabkan oleh inflasi komoditas beras, rokok kretek filter, dan ikan cakalang/sisik. Kelompok selanjutnya yang menyumbang andil inflasi tertinggi yaitu kelompok transportasi dengan realisasi inflasi sebesar 14,21 persen (yoy) dan andil sebesar 2,23 persen (yoy). 

AKP Dadang Tembak Rumah Dinas Kapolres Solsel Usai Eksekusi Mati Kasat Reskim

Sementara untuk komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok transportasi kata Endang, yakni komoditas bensin, angkutan udara, dan mobil. Lalu kelompok penyumbang inflasi penyediaan makanan dan minuman restoran dengan inflasi sebesar 4,45 persen (yoy) dan andil 0,41 persen (yoy) bersumber dari ketupat lontong sayur, nasi dengan lauk dan ayam bakar.

Menurut Endang, penyesuaian subsidi bahan bakar minyak pada September 2022 juga masih menjadi penyumbang utama inflasi gabungan Sumatera Barat. 

Sembilan Selongsong Peluru Ditemukan Dalam Peristiwa Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

Selain itu kata Endang, inflasi juga didorong oleh peningkatan masyarakat pada momentum Ramadhan, peningkatan biaya transportasi pangan, masih tingginya tren harga energi, kondisi cuaca, serta penyewa serta penyesuayan tarif cukai rokok.

"Inflasinya sudah turun 2,95 persen tadinya 7,43. Artinya turun 5 persen lebih. Alhamdulillah Sumatera Barat sudah tidak disebut lagi provinsi inflasi tapi provinsi deflasi. Ini menuju pertumbuhan ekonomi yang membaik inflasinya turun, bisnis  bagus,"tutup Endang Kurnia Saputra.