Dalam Seminggu Gunung Marapi Sembilan Kali Meletus

Ilustrasi Erupsi Marapi
Sumber :
  • Padang Viva/Andri Mardiansyah

Padang – Dalam sepekan terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Marapi, Sumatera Barat mencatat sembilan kali letusan terjadi di gunung berapi aktif itu.

Siang Ini Komisi 3 Datangi Polda Sumbar, Bahas Kasus Polisi Tembak Polisi

Letusan disertai dengan semburan asap kawah tipis hingga material abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Status Marapi pun sudah di naikkan menjadi level III alias siaga terhitung sejak 6 November 2024.

Radius 4,5 kilometer dari puncak (kawah verbeek) gunung Marapi, menjadi zona paling bahaya. Tak ada yang mendekati radius itu dengan alasan apapun.

Kapolda Sumbar Sebut Pembuktian Motif Polisi Tembak Polisi di Solsel Ada Dipersidangan

Pemuktahiran Data rilis PVMBG menunjukan sejak 1 hingga 8 November 2024 tercatat ada 13 letusan dan 83 hembusan dengan aktivitas tertinggi terjadi pada Kamis kemarin.

Teranyar aktivitas vulkanik Marapi Jumat 8 November 2024 asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah. 

Update Kasus Polisi Tembak Polisi: Kompolnas Datangi Polda Sumbar

Penyusun laporan Pos Pengamat Gunung Marapi, Ahmad Rifandi menyebut aktivitas Tremor Menerus (Microtremor), terekam dengan amplitudo 0.5 hingga 1.5 milimeter 

"⁠Masyarakat di sekitar gunung Marapi, pendaki, pengunjung atau wisatawan dilarang memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Marapi,"kata Ahmad Rifandi, Jumat 8 November 2024.

Selain itu ujar Ahmad, rekomendasi PVMBG mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi agar selalu mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan. 

"Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA),"tutup Ahmad.

Sebelumnya, peningkatan aktivitas yang ditandai dengan adanya kecenderungan peningkatan terutama gempa Vulkanik Dalam (VA) yang berasosiasi dengan peningkatan pasokan fluida dari kedalaman sejak 7 Oktober 2024 menjadikan faktor Marapi naik status menjadi level III.