Penyintas Banjir Pakistan Mulai Terjangkit Beragam Penyakit

Antrian Warga Pakistan Yang Ingin Berobat Ditenda Medis Indonesia
Sumber :
  • Humas BNPB

Padang – Direktur Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Yusrizal menyebutkan jika warga Pakistan yang menjadi korban banjir hebat, saat ini sudah mulai terjangkit beragam penyakit. Tim Medis Indonesia yang dikirim, hingga kini masih berjibaku memberikan layanan kesehatan bagi para penyintas. 

Empat Arahan Tegas BNPB Percepat Distribusi Bantuan Korban Banjir dan Longsor Sulawesi Selatan

Menurut Yusrizal, beberapa penyakit yang menyerang para penyintas banjir Pakistan diantaranya, Dermatitis dan Febris masing-masing 85 kasus, ISPA 80 kasus, dyspepsia 54 kasus, myakgia 44 kasus, cephalgia 20 kasus, hipertensi 12 kasus, konjungtivitis 12 kasus dan diabetes mellitus 8 kasus.

Warga Pakistan Mendapatkan Layanan Kesehatan Dari Tim Medis Indonesia

Photo :
  • Humas BNPB
Banjir Terjang Lima Kecamatan di Soppeng, 2.957 Jiwa Terdampak

“Tim Medis Indonesia masih terbagi ke dalam dua tim, yaitu layanan tetap dan keliling. Selama pelayanan, tim dibantu tenaga medis dari Dinas Kesehatan Distrik Mirpur Khas. Secara khusus, otoritas keamanan dari militer dan polisi turut menjaga para personel medis Indonesia,”kata Yusrizal melalui keterangan tertulisnya, Jumat 14 Oktober 2022. 

https://padang.viva.co.id/ragam-perkara/704-warga-pakistan-korban-banjir-mulai-terjangkit-dermatitis-dan-febris

Satu Warga Tewas Akibat Banjir Sidenreng Rappang 

Yusrizal bilang, selama manjalani aktivitas dilapangan lapangan maupun berada di penginapan, tim medis asal Indonesia mendapatkan pengawalan ketat dari polisi lokal dan pihak militer setempat. 

“Jumlah kunjungan kumulatif sejak selasa kemarin, tercatat 705 penyintas berobat ke tenda pelayanan yang dikelola Tim Medis Indonesia. 

Warga Pakistan Mendapatkan Layanan Kesehatan Dari Tim Medis Indonesia

Photo :
  • Humas BNPB

Selain warga yang ingin berobat, tim dokter juga melakukan pemeriksaan untuk ibu hamil. Kunjungan ibu hamil per hari ini sebanyak 26 orang atau 5,8 persen,” ujar Yusrizal. 

Lebih lanjut Yusrizal, selain memberikan pengobatan, personel dari tim medis Indonesia juga memberikan pemahaman tentang hidup sehat. Khususnya, selama berada di pengungsian. Ini menjadi edukasi kesehatan masyarakat bagian dari rantai manajemen pos pengungsian.

“Tim Medis Indonesia akan berada di Distrik Mirpur Khas selama dua pekan. Selanjutnya, memberikan pelayanan kesehatan di distrik lainnya, yaitu Malir. Kedua distrik ini masih berada di wilayah Provinsi Sindh.