Diratakan Dengan Tanah, Ternyata Bekas Rumah Singgah Bung Karno Mau Dijadikan Restoran

Material bangunan rumah singgah Bung Karno yang sudah dihancurkan
Sumber :
  • padang Viva/Andri Mardiansyah

Padang – Polemik penghancuran bangunan rumah singgah Presiden RI Pertama, Soekarno yang terletak persis didepan rumah dinas Walikota Padang, Sumatra Barat, belum usai. Pemerintah Kota Padang, dinilai lalai, mengabaikan hingga dianggap telah menghilangkan bukti fisik sejarah

Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 Jelajahi 7 Kawasan Kearifan Lokal di Indonesia

Apalagi, bangunan yang diketahui bernama Rumah Ema Idham itu, merupakan bangunan cagar budaya yang sudah terinventaris dengan nomor 33/BCBTB/A/01/2007. Tiga bulan lamanya, Bung Karno pada tahun 1942 silam menghuni rumah itu saat masih diburu sekutu Belanda untuk dibuang ke luar Indonesia. Ditempat ini juga, Bung Karno menghimpun dan mengkonsolidasikan kekuatan guna melawan penjajah.

Setelah massa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Barat melakukan demonstrasi pada Senin kemarin, giliran elite Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan turun gunung. 

PDI Perjuangan Sumatera Barat Menang Atas Gugatan Leo Murphy

Selasa kemarin, Wakil Sekretaris Jenderal bidang Internal sekaligus ketua Fraksi PDIP DPR RI, Utut Adianto didampingi Ketua PDIP Sumatera Barat, Alex Indra Lukman mendatangi lokasi bekas rumah singgah Bung Karno tersebut. Selain menyayangkan, Utut menyebut persoalan ini akan dilaporkan ke ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Mendikbud Ristek dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Soehinto, pemilik sah bangun itu mengaku jika dirinya sama sekali tidak mengetahui kalau bangunan tersebut memiliki nilai historis sejarah yang tinggi. Ia pun, menyebut sama sekali tidak pernah mendapatkan penjelasan dari pemilik sebelumnya maupun Pemko Padang perihal rumah singgah Bung Karno apalagi soal cagar budaya.

Hendri Septa Ajak Generasi Muda Cintai Sejarah

"Rencananya, akan dibangun restoran. Selain menambah PAD kota Padang, juga nanti bisa menyerap tenaga kerja. Sama sekali tidak tahu kalau rumah ini adalah rumah singgah Bung Karno. Kita juga tidak tahu kalau bangunan ini cagar budaya,"kata Soehinto, Rabu 22 Februari 2023.

Soehinto bilang, rumah singgah Bung Karno ini dibelinya pada tahun 2017 dari seorang pengusaha warga keturunan Tionghoa di Padang. Sebelum itu, rumah ini juga sempat dimiliki oleh mantan Walikota Padang Fauzi Bahar. Nah, waktu proses jual beli dilakukan, dirinya sama sekali tidak mendapatkan penjelasan apa-apa soal sejarah bangunan rumah ini. 

"Dibeli tahun 2017. Waktu itu, saya tidak mendapatkan penjelasan soal bangunan ini adalah cagar budaya. Proses penghancuran dan rencana pembangunan restoran ini juga sudah mendapat restu dari Pemko Padang. Sudah ada dokumen Keterangan Rencana Kota (KRK) bahwa di sini akan dibangun restoran,"ujar Soehinto.

Nasi sudah menjadi bubur. Meski demikian, Soehinto menyebut jika pihaknya sementara waktu akan menghentikan proses pengerjaan restoran tersebut. Ia akan menunggu arahan selanjutnya dari Pemko Padang. Bahkan jika memungkinkan, akan membangun replika rumah singgah Bung Karno ini.

"Kami mengerjakan ini, tentu ada dasarnya. Ada dokumen KRK bahwa di sini akan dibangun restoran. Nah, apakah setelah ini pembangunan tetap dijalankan atau sebaliknya, kita masih menunggu arahan Pemko Padang. Jika arahannya dibangun replika, maka akan kita bangun kembali,"tutup Soehinto.