Galanggang Arang Tunjukkan Praktik Baik Pengelolaan Situs Warisan Dunia Tambang Batu Bara Ombilin
- Humas Kemendikbudristek
Padang – Kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem Tambang Batu Bara Ombilin-Sawahlunto (WTBOS) yang digelar oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menunjukkan praktik baik dalam pengelolaan situs warisan dunia.
Kegiatan yang berlangsung selama dua bulan, mulai 19 Oktober hingga 14 Desember 2023, ini telah berhasil mengungkap berbagai potensi kekayaan yang tersimpan di situs tambang Ombilin Sawahlunto. Kekayaan tersebut memiliki bentuk yang beragam, seperti nilai sejarah, budaya, praktik kehidupan, cagar budaya, ekspresi seni, fungsi ruang, tata sosial, hingga ekonomi budaya.
Rumusan awal kuratorial pelaksanaan kegiatan yang berupa serangkaian diskusi dan survei lapangan telah berhasil memetakan sejumlah isu penting terkait dengan WTBOS. Rumusan ini kemudian diterjemahkan dalam berbagai bentuk rencana aksi yang diwujudkan dalam program yang disusun untuk didistribusikan ke sejumlah titik lokasi kegiatan.
Pada pelaksanaannya, titik lokasi yang berada di delapan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat memerlukan pendekatan berbeda yang merespon karakteristik dari masing-masing lokasi tersebut.
“Aktivasi WTBOS menjadi awal terjalinnya sinergi, jejaring, gotong royong, dan penguatan ekosistem budaya di jalur WTBOS. Geliat potensi budaya setempat juga diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat,” ujar Irini Dewi Wanti, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Kamis 14 Desember 2023.
Peluncuran kegiatan yang dimulai di Kota Padang pada 19 Oktober 2023, ditandai dengan kesepakatan masyarakat yang diwakili oleh Ninik Mamak, Pemangku Adat, Bundo Kanduang, dan pemerintah daerah di Sumatera Barat. Kesepakatan ini memberikan dasar dan semangat untuk menjaga warisan dunia WTBOS.
Setelah dibuka secara resmi, kegiatan yang kemudian dilaksanakan di Kota Padang Panjang, Pitalah Bungo Tanjuang, Batu Tabal, Kacang, Kayu Tanam, dan Sawahlunto telah menunjukkan antusiasme dan semangat masyarakat untuk turut berpartisipasi menjaga WTBOS.