Persemaian Skala Besar Liang Anggang di Kalsel Bentuk Kerja Kolaborasi Hijaukan Indonesia
- Humas KLHK
Padang – Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut pembangunan Persemaian Liang Anggang (PLA) yang berlokasi di Kawasan Hutan Lindung Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Lianganggang, Kota Banjarbaru. Kalimantan Selatan, merupakan bentuk kerja kolaborasi menghijaukan bumi Indonesia.
Persemaian Liang Anggang (PLA) yang hampir rampung itu kata Siti, merupakan salah satu dari delapan persemaian skala besar nasional yang sudah dibangun.
Dengan luas total 14 hektare dan luas areal produksi seluas 6.6 hektare, menurut Siti Nurbaya, PLA dibangun atas kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air BWS Kalimantan III untuk penyediaan airnya, dan PT. Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi areal produksinya.
"PLA mempunyai kapasitas produksi 10 juta batang per tahun dengan jenis bibit kayu-kayuan, HHBK, endemik, dan estetik. Kita berharap ini bisa dilihat dan diresmikan oleh Bapak Presiden nanti”, ujar Menteri Siti dikutip dari keterangan resminya, Rabu 4 September 2024.
Menteri Siti bilang pembangunan persemaian seperti PLA ini, dilakukan melalui Skema Public Private Partnership (PPP) yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.
Jika kerja kolaborasi seperti ini dapat berjalan baik diseluruh Indonesia, ia meyakini Indonesia akan menjadi subur makmur, lebih hijau, dan akan terdapat nilai positif yang kembali dari alam, yaitu nilai karbon.
Untuk menunjang hal tesebut, Pemerintah kata Siti, mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi.
Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global (dengan isu pokok dan paling popular, yaitu berkaitan dengan sustainability, biodiversity dan sirkuler ekonomi juga dalam orientasi carbon offset).
Menurut Siti, pada konteks ini, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
"Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut yaitu penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur,"ujarnya.
Menteri Siti menambahkan, Presiden RI jelas menegaskan bahwa Indonesia serius dalam menangani dampak perubahan iklim melalui produksi bibit di persemaian skala besar.
Kata Siti, Pemerintah akan membangun 30 Persemaian skala besar dengan melibatkan perusahaan swasta yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan, yang memiliki kepedulian dan komitmen untuk turut serta dalam mendukung aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan nasional.
"Bibit yang dihasilkan akan ditanam di area rawan bencana, lahan kritis sehingga mengurangi risiko bencana dan melakukan perbaikan lingkungan,"tutup Siti Nurbaya.