Babak Baru Kasus Perdagangan Satwa Liar di Gorontalo

Barang bukti satwa yang disita
Sumber :
  • Humas KLHK

Padang – Berkas perkara pidana atas nama ZH (23 tahun), tersangka penyelundupan satwa liar dilindungi di Gorontalo, sudah dinyatakan lengkap alias P-21 oleh Kejaksaan Tinggi Gorontalo. Itu artinya, ZH berikut dengan barang bukti bakal segera diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Gorontalo.

Membandel 15 Pendaki Asal Medan Diamankan Petugas BKSDA Sumbar 

Satwa liar dilindungi yang diselundupkan oleh tersangka ZH terdiri atas tiga ekor bekantan (Nasalis larvatus) dengan kondisi satu ekor dalam keadaaan mati serta dua ekor owa jenggot putih (Hylobates albibarbis). 

Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi, Aswin Bangun menyebut jika kasus ini, terkuak berkat adanya informasi dari masyarakat yang melihat satwa liar di dalam kandang yang dimuat dalam mobil minibus di Terminal Andalas, Kota Gorontalo. Masyarakat kemudian melaporkannya kepada petugas.

Siamang Jon-Cimung Dilepasliarkan di SM Isau-Isau Lahat

"Setelah mendapatkan laporan, tim Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi, Seksi Wilayah III Manado bersama dengan Balai KSDA Sulawesi Utara Seksi Konservasi Wilayah II Gorontalo menuju ke lokasi dan mengamankan satwa liar dilindungi tersebut,"ujar Aswin dikutip dari keterangan resminya, Selasa 21 Maret 2023. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh tim, satwa tersebut dititipkan di mobil minibus angkutan penumpang dari Desa Toboli Sulawesi Tengah ke Kota Gorontalo untuk diserahkan ke perwakilan travel di Kota Gorontalo dan direncanakan akan di bawa ke Kota Manado.

BKSDA Sumbar Serahkan Santunan Korban Erupsi Marapi

Atas perbuatannya tersebut, ZH disangkakan melanggar ketentuan Pasal 40 ayat (2) jo. Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah.

Aswin Bangun, Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini untuk mengungkap jaringan perdagangan satwa liar dilindungi ini, mengingat jenis satwa yang diamankan merupakan satwa endemik asal Kalimantan.

Penanganan kasus ini menurut Aswin, merupakan bentuk komitmen dan keseriusan Balai Gakkum LHK Sulawesi dalam menyelamatkan dan menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa liar dilindungi. 

”Kejahatan terhadap tumbuhan dan satwa liar dilindungi merupakan kejahatan yang sangat luar biasa, karena berdampak langsung terhadap kerusakan ekosistem. Kejahatan ini harus kita hentikan dan tindak tegas, pelaku harus dihukum maksimal agar berefek jera dan berkeadilan.” tegas Aswin.

Aswin menambahkan bahwa Gakkum LHK terus memperkuat berbagai kerjasama dengan aparat hukum dan lembaga lainnya seperti Kepolisian, Bea Cukai, TNI-AL, BAKAMLA, Badan Karantina Pertanian, BKSDA, PPATK, serta Kejaksaan sebagai bentuk komitmen pemerintah melindungi sumber daya kekayaan hayati Indonesia, khususnya  kejahatan terhadap Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang dilindungi dari berbagai ancaman dan tindak kejahatan. 

Aswin juga menyebutkan bahwa Gakkum LHK terus memperkuat pemanfaatan teknologi seperti Cyber Patrol dan Intelligence Centre untuk pengawasan perdagangan satwa dilindungi. 

Konsistensi Gakkum LHK dalam  pengamanan dan penegakan hukum terhadap kejahatan TSL sangat penting untuk memastikan kekayaan hayati sebagai keunggulan komparatif Indonesia yang tidak dimiliki negara-negara lainnya, agar tetap lestari.

Saat ini Gakkum LHK telah melakukan 1.915 Operasi Pengamanan Lingkungan Hidup dan Kawasan Hutan di Indonesia, 453 diantaranya Operasi Tumbuhan dan Satwa Liar telah dilakukan KLHK bersama Kementerian/Lembaga lainnya serta 1.348 perkara pidana dan perdata telah dibawa ke pengadilan, baik terkait pelaku kejahatan korporasi maupun perorangan. 

Dengan adanya penanganan kasus ini, diharapkan tidak ada lagi tindakan penyelundupan satwa di semua daerah Indonesia khususnya di Kota Gorontalo serta diharapkan juga seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat dapat terus bekerja bersama dan berkolaborasi dalam menjaga satwa dilindungi agar kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem terus terjaga.