Debat sengit antara Arteria Dahlan dan Sahroni: Apa Hak Anda?

Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan
Sumber :
  • Youtube DPR RI

Padang –  Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan dan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni terlibat dalam debat sengit. Sebelum Pemilu 2024, dua politikus itu berdebat tentang netralitas polisi.

Usai Tembak Mati Kasat Reskrim, Kini AKP Dadang Menanti Dipecat Dari Polisi

Komisi III DPR dan Polri berbicara dalam rapat kerja atau raker. Saat sesi pendalaman materi berlangsung, Safaruddin dari Fraksi PDIP menyinggung bahwa Kapolri Listyo Sigit Prabowo belum membuat pernyataan tegas tentang netralitas Polri di depan umum.

Dia mengherankan bahwa masalah netralitas polisi sudah muncul sebelum kampanye Pemilu 2024 dimulai. Ia menyatakan bahwa karena kita hidup di dunia media sosial saat ini, segala sesuatu yang salah dapat dengan mudah diviralkan.

Breaking News: Polisi Tembak Polisi di Halaman Parkir Mapolres Solok Selatan

Sementara itu, Safaruddin berbicara tentang dugaan bahwa polisi memasang baliho Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dia mengatakan, "Sudah muncul di media sosial itu. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah, itu alasan PSI dipasangkan balihonya oleh polisi."

Di ruang Komisi III DPR pada Rabu, 15 November 2023, Safaruddin menyatakan bahwa meskipun belum masa kampanye, banyak masalah telah muncul.

Kata Pengamat Hukum Soal Kasus PDAM Yang di Ungkit Pada Debat Kedua Pilkada Pesisir Selatan

Saat raker memberikan klarifikasi, dia juga meminta Polri, yang diwakili oleh Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran. Sebab, jika benar bahwa polisi menggunakan baliho, mereka menjadi "pemain".

Setelah Safaruddin menyelesaikan argumennya, Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR, mengambil alih. Namun, dia menyinggung Safaruddin sebelum memberikan kesempatan kepada anggota Komisi III DPR lainnya untuk berbicara.

Menurut Sahroni, paparan Safaruddin menarik, tetapi dia ingin Safaruddin menyertakan bukti. "Tapi lebih baik, lebih baik disertakan bukti agar terlihat jelas, jangan sampai menuduh," katanya dengan gaya bicara yang lebih santai.

"Pak Ketua, Pak Ketua ini kan orang sesinya satu persatu," kata Arteria Dahlan sambil menyelak omongan Sahroni. "Iya, iya ini hanya menyampaikan," jawab Sahroni.

Arteria, yang merupakan anggota Fraksi PDIP, meminta agar pimpinan raker Sahroni tetap tertib sesuai aturan. "Gak, saya minta pak ketua ini tertib dalam memimpin rapat komisi!" katanya dengan nada tinggi.

"Gak, ini. Kenapa, kenapa, jadi begini?" tanya Sahroni, heran dengan maksud Arteria.

Sahroni, yang meminta Safaruddin untuk memberikan bukti, membuat Aria tidak senang.

Sahroni menjawab, "Iya ini kan saya menyampaikan untuk bertanya." Arteria dengan suara keras meminta Sahroni untuk memimpin hanya untuk mengatur "lalu lintas" raker. Anda tidak perlu menjawab atau meminta bukti dari anggota yang berbicara.

Bapak mengawasi lalu lintas. Arteri menunjuk tangan kirinya ke arah Sahroni dan berkata, "Silakan diberikan kepada yang lain."

Beberapa anggota DPR, termasuk Nasir Djamil, terdengar berusaha meminta Arteria untuk tetap diam. Beberapa anggota Komisi III DPR lain mengatakan, "Tenang, tenang."

"Punya hak," kata Sahroni, politikus Nasdem juga.

Arteri kembali mencecar, tidak puas dengan tanggapan Sahroni. Dia mempertanyakan hak Sahroni untuk meminta bukti. "Apakah hak Anda untuk meminta bukti kepada salah satu anggota itu?" tanya Arteria.

Sahroni menjawab, "Hak pimpinan."

Dia menentang Sahroni, yang dianggapnya tidak membaca tata tertib atau tatib. "Mana, gak ada. Gak ada. Anda baca tatib!" kata Arteria dengan tangan menunjuk Sahroni.

"Interupsi, interupsi pimpinan. Waktu, waktu ini," kata anggota Komisi III DPR lainnya.