Kemendikdasmen Siapkan Pembelajaran Darurat Gara-Gara Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Sumber :
  • Humas BNPB

Padang – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merespons dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada 3 November 2024 di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Pemerintah Mulai Sosialisasikan Rencana Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Erupsi ini telah menyebabkan gangguan pada 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura dengan 458 guru dan 5.383 siswa yang terdampak langsung.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti menyebut bahwa ada sebanyak 17 dari 66 satuan pendidikan setempat mengalami kerusakan pada gedung dan sarana pendidikan lainnya. 

KPU Sumbar Antisipasi Risiko Erupsi Marapi Saat Pilkada 2024

"Saat ini pendataan kerusakan sarana dan prasarana satuan pendidikan masih berlangsung. Lebih lanjut, 11 satuan pendidikan di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi masyarakat terdampak, mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan di sekolah tersebut,"kata Suharti, Rabu 13 November 2024.

Kemendikdasmen kata Suharti, berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat, upaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial terus dilakukan.

Enam Nagari di Sijunjung Dihantam Banjir Bandang

Menurut Suharti, Kemendikdasmen juga akan mengoordinasikan layanan pendidikan darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah daerah setempat. 

Pun dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur, kata Suharti juga sudah menyelenggarakan pembelajaran darurat di 8 lokasi pengungsian secara bertahap mulai 9 November 2024.

Sementara ada tiga tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial yang saat ini digunakan untuk kelas darurat. 

“Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” tutup Suharti.