Ribuan Massa Sambut Kedatangan Erick Thohir Di Sumbar

Ribuan orang sambut kedatangan Erick Thohir di Bandara BIM Sumbar
Sumber :
  • Istimewa

Padang – Ribuan massa pendukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir membeludak disepanjang jalur masuk dan dalam kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatra Barat, Selasa 20 Desember 2022. 

Bus Trans Padang Koridor 3 Siap Mengaspal, Layani Rute Baru Hingga RSUD dr. Rasidin

Pantauan di Bandara Internasional Minangkabau, Spanduk bertuliskan Erick Thohir Pilihan Nan Tapek 2024 (Erick Thohir Pilihan Yang Tepat 2024) membentang, pertanda adanya dukungan dari masyarakat Sumatra Barat terhadap Erick untuk maju pada konsestasi Pilpres 2024 mendatang. 

“Ini (berkumpul) dalam rangka menyambut kedatangan pak Erick Thohir. Ya, harapan kita jika nanti maju pada Pilpres 2024, kita siap mendukung,”kata Apriyatna Koordinator Lapangan Penyambutan Erick Thohir, Selasa 20 Desember 2022.

Luak Kapau Siap Berbenah, Wakili Solsel di Lomba HKG PKK Sumbar

Diketahui, kedatangan Erick Thohir hari ini di Ranah Minang juga didampingi oleh Anggota DPR RI Andre Rosiade, dan merupakan kunjungan perdana sejak ia menjabat sebagai Menteri BUMN. 

Di Sumbar, Erick Thohir sendiri dijadwal akan menyaksikan sesi latihan klub Sepakbola Semen Padang FC dan melakukan pertemuan dengan para pemain dan manajemen Kabau Sirah. 

Festival Muaro Padang: Semarak Budaya "Tempo Doeloe" Menanti Pengunjung dan Wisatawan

Lalu, Mentri BUMN ini juga akan melakukan peninjauan lokasi rencana pembangunan Fly Over di jalur Situnjau Lauik.  Baru setelah itu bertolak ke Sawahlunto untuk meresmikan reaktivikasi jalur kereta api Sawahlunto–Muaro Kalaban.

Jarak dari stasiun kereta api Sawahlunto ke Muaro Kalaban sekitar 4 kilometer. Sepanjang 828 meter di antaranya berupa terowongan atau lubang kalam. sekaligus, menyaksikan MoU antara KAI dengan Bupati Agam untuk mengurai kemacetan di Pasar Padang Luar.

KA 'Mak Itam' merupakan induk kereta api produksi terakhir dari Maschinenfabrik Esslingen di Jerman pada tahun 1965 yang pada masa Pemerintah Kolonial Belanda, memainkan peran yang lebih besar dari sekadar penarik gerbong pengangkut batu bara. 

Sebagai lokomotif uap yang tersisa, Mak Itam juga berfungsi untuk merawat memori kolektif bangsa tentang geliat kota tambang Sawahlunto di masa lampau dan menjadi daya tarik wisatawan.