Pengolahan Sampah di Padang Didukung World Bank Dengan Teknologi RDF

Ilustrasi Sampah. Foto/istockphoto
Sumber :

Padang – Wakil Walikota Padang, Sumatera Barat, Ekos Albar  menyebut bahwa World Bank mendukungan penuh pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Kota Padang. 

Banjir Tiga Kecamatan di Musi Rawas Utara Berangsur Surut

Dukungan ini kata Ekos Albar, sudah disampaikan oleh Tim Leader World Bank, Jian Xie. Ia menekankan pentingnya komitmen Pemerintah Kota Padang dalam pengelolaan sampah.

"World Bank berkomitmen untuk mendukung penuh pembangunan TPST-RDF di Padang. Program ini juga akan dijalankan di berbagai kota di Indonesia dan dianggap sebagai solusi masa depan untuk mengatasi permasalahan sampah,"kata Ekos Albar, Kamis 7 Maret 2024.

Pesantren Ramadan 1445 Hijriah di Kota Padang Dimulai

Ekos Albar bilang, keberadaan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) nantinya diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah 200 ton per hari. Sampah ini kemudian akan dikelola menjadi bahan bakar pengganti batu bara bagi PT Semen Padang.

“Berdasarkan data yang kami terima, RDF bisa mengatasi 200 ton sampah per harinya untuk menjadi bahan bakar. Infrastrukturnya disupport oleh Kementerian PU bersama Bappenas melalui loan dari World Bank, dengan anggaran sekitar 128 miliar rupiah," ujarnya.

Kota Padang Siaga 1 Banjir, Evakuasi Warga Terus Dilakukan

Menurut Ekos, dalam sehari kota Padang menghasilkan lebih kurang 650 ton sampah. Selama ini, sampah itu dikelola melalui program bank sampah yang hanya mampu 100 ton sehari. Itu artinya, Pemerintah kota Padang masih punya beban dalam upaya mengelola sampah ini. 

Terkait dengan operasional TPST-RDF kata Ekos, sudah ditetapkan pada Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Padang tahun 2025-2026. Periode November-Desember 2025 dengan perencanaan anggaran Rp 4,6 miliar, sementara periode Januari-Desember 2026 dengan perencanaan anggaran Rp 18,3 miliar.

Halaman Selanjutnya
img_title