10 Sanggar Jadi Penampil Terbaik Pagelaran Karya Tari Gusmiati Suid

Pagelaran Karya Gusmiati Suid
Sumber :
  • Panitia Penyelengara

Padang – Pagelaran Karya Gusmiati Suid Tari Cewang dan Tari Rantak telah selesai dilakasanakan. Selama 2 hari kegiatan, 20 sanggar tari se-Kota Padang ikut berpartisipasi. Sebagian sanggar menampilkan Tari Rantak, sebagian lagi memainkan Tari Cewang versi yang asli. Pagelaran ini dibagi dalam 2 kategori yaitu anak-anak usia 6-12 tahun dan remaja 13-19 tahun. 

Kemenag Sumbar Peringatkan Masyarakat Tentang Penipuan Visa Haji

Di hari kedua, Minggu 11 September 2022 dewan juri yang terdiri dari Wahida Wahyuni S.St, M.Sn, Efi Yarti S.Sn, dan Viveri Yudianto M.Pd memilih 5 penampil terbaik dari 2 kategori tersebut. Ketiga dewan juri sendiri merupakan murid langsung dari almarhumah Gusmiati Suid yang telah sangat akrab dengan karya-karya tari sang maestro. 

Lima penampil kategori anak-anak usia tahun yaitu Sanggar Galatiak Minang, Sanggar Alang Babega, Sanggar Sayak nan Landai, Sanggar Taratak Bundo, dan Sanggar Galatiak Pitameh. 

Jalan Tol Padang-Pekanbaru Seksi Padang-Sicincin Ditargetkan Tuntas Juli 2024

Pagelaran Karya Gusmiati Suid

Photo :
  • Panitia Penyelengara

Sementara Lima penampil terbaik kategori remaja tahun ialah Sanggar Mutiara Minang, Sanggar Satampang Baniah, Sanggar Bundo Kanduang, Sanggar Saiyo Sakato, dan Sanggar Pandan Sarumpun. 

Pariwisata Sumbar Berkembang Pesat, Desa Wisata Jadi Motor Penggerak

https://padang.viva.co.id/ragaminang/584-sumatra-barat-rahimnya-seniman-kelas-dunia

Sebagai bentuk apresiasi, total Rp40 Juta diberikan pada 10 penampil terbaik tersebut. Kegiatan ini diadakan oleh UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dengan dana aspirasi Hidayat, Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Sumbar. 

Diplomasi Seni Budaya dan Pentingnya Menjaga Warisan Gusmiati Suid

 

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumatra Barat, Hidayat

Photo :
  • Padang Viva

 

Hidayat mengalokasikan dana tersebut sebagai salah satu cara untuk mendukung terbangunnya  ekosistem kebudayaan di Sumbar. Hal tersebut disampaikannya dalam kata sambutan pada hari pembukaan Pagelaran Karya Gusmiti Suid, Sabtu 10 September 2022. 

Hidayat juga menekankan pentingnya kekayaan budaya berbasis kearifan lokal seperti karya-karya tari Gusmiati Suid sebagai diplomasi budaya Minangkabau di tingkat internasional. Lewat karya-karyanya Gusmiati telah mengenalkan budaya Minangkabau ke penjuru dunia. 

“Almarhumah Gusmiati Suid adalah maestro tari yang diakui dunia. Dari beliau kita bisa belajar bagaimana melakukan diplomasi budaya melalui karya-karyanya,” sebut Hidayat. 

Seperti yang kita ketahui, Gusmiati Suid merupakan maestro tari dunia. Pada tahun 1991 ia menerima penghargaan ‘Bessies Award’ dari New York Dance and Performance. Tidak pernah sebelumnya, seniman luar Amerika Serikat diberi penghargaan seperti itu. 

Sanggar tari Gumarang Sakti yang didirikannya pada 1982 menjadi satu-satunya wakil Asia di dalam acara tari Internationalis Tanz Festival ke-6 di Jerman pada Juni 1994. Festival ini diselenggarakan untuk memperingati 100 tahun lahirnya tari modern.

Karya-karya Gusmiati yang mengantarnya ke panggung-panggung internasional itu, diolahnya dari gerak Silek Minang serta nilai-nilai yang melekat pada Silek Minang itu sendiri. Karena itu, Hidayat sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia juga menyebut bahwa pagelaran ini harus diagendakan setiap tahun, jika pagelaran tahun ini sukses. 

“Kita akan buat pagelaran ini jadi agenda tahunan,” tambah sosok yang juga dikenal sebagai budayawan ini. 

Senada dengan Hidayat, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Syaifullah, juga mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia melihat kegiatan ini sebagai ajang untuk mendorong serta memelihara spirit berkarya di Sumbar, terutama bagi sanggar-sanggar. 

“Sanggar merupakan tempat lahirnya generasi baru koreografer dan penari, serta tempat pewarisan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya,” jelas Syaifullah dalam kata sambutannya pada pembukaan Pagelaran Karya Gusmiati Suid.

Pagelaran yang mengharuskan sanggar-sanggar yang berpartisipasi untuk memainkan Tari Rantak dan Tari Cewang dalam versi aslinya, juga dinilai Syaifullah sebagai hal yang patut didukung. 

“Agar karya asli Gusmiati Suid yang diwariskannya tetap bisa dipertahankan, meski kita boleh saja mengembangkan karya-karya tersebut,” tambahnya.

Ia pun mendukung rencana menjadikan Pagelaran Karya Gusmiati Suid sebagai agenda tahunan Dinas Kebudayaan Sumbar.