Transformasi Kota Arang Dari Masa Lalu Yang Kelam

Taman Kehati Emil Salim. Foto/Andri Mardiansyah/Padang Viva
Sumber :

Sawahlunto pun tampak sepi dan kehidupannya nyaris mati. Namun, perlahan kota ini mulai mulai bangkit lagi. Pemerintah kota Sawahlunto, terus berupaya menghidupkan kembali roda perekonomian.

Kota yang berada di ketinggian bentang alam Bukit Barisan itu, kini bertopang pada cerita masa lalu untuk wisatawan. Terowongan bekas galian tambang, bangunan besar bergaya kolonial Belanda serta, pemukiman bekas pekerja tambang menyatu dengan landscape alam Sawahlunto yang indah. 

Sawahlunto pun, berubah menjadi situs kota tua yang menawan. Meski di beberapa tempat masih menyisakan persoalan untuk pemulihan kerusakan alam, namun perlahan tapi pasti. Semua diperbaiki.

Keanekaragaman hayati yang dulu ikut rusak akibat aktifitas tambang batu bara, kini mulai dikembalikan lagi melalui program pencanangan taman kehati. Program ini, inisiasi Pemerintah Kota Sawahlunto bersama Yayasan KEHATI.

Gagasan membuat taman kehati Sawahlunto yang kemudian diberi nama taman kehati Emil Salim ini, muncul untuk mengembalikan atau mengkonservasi ekosistem flora dan fauna endemik di bekas zona pertambangan.

Konsep taman Kehati, menjadi pilihan karena kota Sawahlunto ingin memiliki wilayah pencadangan sumber daya alam seperti yang tertuang pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 Tahun 2012.

Kedepan, taman kehati Emil Salim ini akan ditanami berbagai tumbuhan lokal, endemik dan langka. Meski baru tahap pertama, namun taman kehati Emil Salim ini, bakal menjadi tonggak perubahan paradigma pembangunan kota Sawahlunto.