Disaat Harimau Sumatra Nyasar ke “Hutan Beton”   

Gambar Tangkapan Kamera Trap. Sumber Foto/BKSDA Sumatra Barat
Sumber :

“Usai melakukan koordinasi dan rapat internal, kita memutuskan untuk berangkat ke Solok. Membantu tim yang sejak awal sudah berjibaku menangani konflik ini. Kita sudah sepekan disini,”kata drh. Patrick Flaggellata.

Patrick bilang, selama berada di Solok, pihaknya juga ikut patroli wilayah dan melakukan identifikasi di sekitar lokasi konflik. Tak hanya itu saja, kita juga melakukan sosialisasi dan edukasi guna menenangkan psikologis masyarakat setempat.

“Kita juga membantu melakukan pemasangan kandang jebak dan kamera trap,”ujar Patrick.

Patrick menambahkan, jika kemudian individu harimau sumatra ini berhasil masuk ke kandang jebak, maka langkah selanjutnya yakni melakukan pembiusan dan pemindahan dari kandang jebak ke kandang transit untuk selanjutnya dibawa atau dievakuasi ke PR-HSD ARSARI. 

“Jika nanti masuk ke kandang jebak yang dipasang, maka upaya selanjutnya akan dibius dan dilakukan pengecekan kondisi kesehtatan awal. Lalu, akan kita didiskusikan dengan BKSDA Sumbar apakah harimau ini akan di bawa ke PR-HSD ARSARI atau ada opsi lain,”tutup drh. Patrick Flaggellata.

Kini, memasuki hari ke 13 penanganan konflik masih belum usai. Menyisahkan PR yang sangat berat. Tim sudah lelah, namun harus tetap bertugas. Apapun caranya, pekerjaan ini harus dituntaskan agar masyarakat di Nagari Kuncir maupun Kampung Jawa dapat Kembali hidup dalam rasa aman dan nyaman. 

Serta, harimau dapat diselamatkan dengan baik. Semoga dengan adanya konflik ini, menyisahkan pelajaran berharga dan memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya yang berhak hidup dimuka bumi tak hanya manusia tapi juga mahkluk lain salah satunya, Harimau Sumatra.