Nagari Ramah Harimau Cara Orang Minang Menjaga Eksistensi Inyiak Balang

Ilustrasi Harimau Sumatra. Foto/Andri Mardiansyah-Padang Viva
Sumber :

 

Kata Ardi Andono, sebagai upaya mencegah terjadinya HTC, pihaknya melahirkan inovasi berupa Nagari Ramah Harimau yang bertujuan untuk menciptakan Nagari (desa) yang bersahabat dan berkontribusi dalam pelestarian harimau sumatera.

Nagari Ramah Harimau, juga sebagai perwujudan keterlibatan masyarakat dalam mitigasi konflik. Luaran Nagari Harimau sendiri adalah, terbentuknya Tim Patroli Berbasis Masyarakat yang kemudian diberi nama Patroli Anak Nagari atau Pagari.

“Nagari Ramah Harimau ini, sebuah komunitas kearifan lokal atau adat, dan juga sebagai ujung organisasi pemerintahan terendah. Memiliki peranan yang menentukan dalam upaya pelestarian harimau sumatera. Ada di wilayah rawan HTC. Ini, inovasi kita untuk mencegah potensi konflik dan penanganan awal dengan merespon laporan kejadian konflik secara cepat dan tepat,”ujarnya.

Dijelaskan Ardi, secara umum dengan kondisi topografi medan yang berbukit serta adanya adat istiadat yang masih dijaga yang mengatur tentang ulayat serta terjalinnya hubungan sejarah antara manusia dan harimau sumatera di Ranah Minang, ikut berdampak positif terhadap keberadaan harimau sumatera. 

Merujuk pada laporan adanya kemunculan harimau sumatera yang tinggi kata Ardi, menunjukan adanya kepedulian dari masyarakat bahwa mereka tidak ingin terjadi kerugian di kedua belah pihak. Nagari Ramah Harimau ini, salah satu cara orang Minang menjaga eksistensi Harimau Sumatra

Menurut adat yang berlaku di Sumatera Barat yang dominasi oleh Suku Minangkabau, harimau dipercaya sebagai penjaga kampung. Bahkan juga, dianggap sebagai makhluk yang terpandang dan dihormati sehingga sangatlah tabu untuk disebut namanya secara langsung.

“Di Minangkabau, harimau mendapatkan julukan atau sebutan Inyiak, Datuak, Angku dan Ampanglimo. Yang berarti dianggap lebih tua, berwibawa dan terhormat. Harimau sumatera disini, juga merupakan simbol budaya dan kehidupan bagi masyarakat,”kata Ardi lagi. 

Disampaikan Ardi lagi, di tahun 2019 Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menegaskan bahwa masyarakat Sumbar sangat mengenal harimau, sangat dihormati. Bahkan dihargai dalam tradisi Minangkabau.