Hasil Akhir Histopatologi Ungkap Penyebab Kematian Harimau Puti Maua
- Photo/Doc. PR-HSD ARSARI
Dalam nekropsi tersebut kata Ardi, diambil beberapa sampel bagian-bagian organ Puti Maua yang selanjutnya dikirim ke Balai Veteriner Bukittinggi dan Laboratorium Patologi Pusat Studi Satwa Primata (PSSP-IPB) dengan dilampirkan diagnosa pembanding (diferensial diagnosa) guna meneguhkan penyebab kematian Puti Maua Agam.
“Hasil pemeriksaan uji laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi dari beberapa sampel cairan jantung, cairan rongga dada ,feses dan darah Puti Maua melalui uji identifikasi bakteri, di dapatkan hasil positif Enterobacter sp pada sampel feses dan positif bacillus sp pada sampel lainnya,”kata Ardi Andono.
Ardi melanjutkan, meski demikian hasil pemerikasaan tersebut belum bisa dijadikan rujukan untuk peneguhan diagnosa kematian Puti Maua Agam. Karena hanya menyebutkan jenis bakteri teridentifikasi tanpa mengetahui jenis spesifiknya yang akan memberikan informasi potensi penyebab penyakit yang menimbulkan kematian.
“Namun demikian akan menjadi informasi pendukung dalam hasil pemeriksaan di PSS-IPB. Sedangkan pemeriksaan parasit darah di dapatkan hasil negatif,”ujar Ardi Andono
Lebih lanjut Ardi menjelaskan, hasil pemerikasaan histopatologi sampel organ limpa, paru-paru, trachea, hati, sekum, jejunum, epiglotis dan esogagus Puti Maua Agam oleh PSS-IPB dapat disimpulkan bahwa, diagnosa (diagnosa definitif) penyebab kematian Puti Maua adalah adanya perubahan pada paru-paru yang secara nyata berkontribusi besar pada kematian karena, berpotensi menyebabkan kegagalan pernafasan hingga kematian.
“Selain itu, faktor lain (differensial diagnosa) penyebab kematian Puti Maua Agam adalah, septic shock. Suatu kondisi yang ditandai dengan terganggunya aliran darah akibat infeksi yang dapat menimbulkan kerusakan organ dan kematian. Kita berharap, kasus kematian pada Harimau Sumatra seperti yang terjadi pada Puti Maua ini, kedepan tidak terulang lagi,”tutup Ardi Andono.