Cegah Konflik Buaya-Manusia di Tiku V Jorong, Penangkaran Buaya Jadi Solusi
Padang – Sering terjadinya konflik buaya dengan manusia di Nagari Tiku V Jorong, Agam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berencana membuat penangkaran buaya.
Hal ini diungkapkan Plt Kepala BKSDA Sumbar, Antonius Vevri, di mana penangkaran buaya penting untuk merelokasi buaya. Menurutnya, konflik ini terjadi akibat semakin sempitnya habitat buaya, sehingga satwa jadi terganggu dan muncul ke permukaan.
“Bahkan ketika terjadi konflik, kita tidak memiliki lokasi untuk relokasi buaya,” tuturnya dalam audiensi dengan Bupati Agam, Jumat kemarin.
BKSDA Sumbar berencana membuat penangkaran buaya di Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam. Untuk membangun penangkaran buaya, Antonius telah berkomunikasi dengan salah seorang tokoh masyarakat Tiku V Jorong, yang bersedia membebaskan lahan sekitar 2 hektar, selain itu masyarakat sangat mendukung hal ini.
“Dari luas lahan sepertinya cukup untuk membangun gedung, kolam dan tempat parkir di kawasan penangkaran dengan anggaran sekitar Rp11 miliar,” sebutnya dalam rilis resmi yang dikutip Sabtu 26 Agustus 2023.
Ia menjelaskan BKSDA Sumbar telah membuat site plannya, dan meminta dukungan Pemkab Agam serta nagari, begitu juga perusahaan kelapa sawit di daerah itu.Dari site plan tersebut, penangkaran buaya juga bisa dikembangkan menjadi ekowisata yang bisa dikelola masyarakat.
Sementara itu Bupati Agam, Andri Warman menyambut baik rencana BKSDA Sumbar. Ia menyebut, sudah seharusnya Agam memiliki penangkaran buaya, sebab di Tiku V Jorong sering terjadi konflik buaya dengan manusia.
“Ini harus melibatkan semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun perusahaan yang ada,” tambahnya.
Ia juga tertarik dengan penangkaran buaya yang akan dibuat, selain menjamin kenyamanan masyarakat, hal ini juga bisa dikembangkan jadi ekowisata.
“Tentu nanti ini akan menjadi objek wisata baru di Agam, yang bisa mendorong peningkatan ekonomi ke depan,” tutupnya.