Stop Menambang Pasir Di Habitat Buaya Muara
Padang – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Ardi Andono mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak lagi menjalankan aktifitas penambangan pasir di sungai - sungai yang disinyalir merupakan habitatnya buaya muara. Karena, dapat memicu munculnya konflik berkepanjangan.
Menurut Ardi, konflik buaya versus manusia di Sumatra Barat cukup tinggi. Dalam rentang waktu 2009 hingga 2022, terdapat 71 kasus . Kabupaten Agam, menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak yakni 29 kasus. Lalu, urutan kedua Kabupaten Pasaman Barat dengan total 17 kasus kejadian dan Padang Pariaman, 12 kasus.
“Kita megimbau kepada masyarakat, untuk tidak menambang pasir di sungai yang disinyalir merupakan habitatnya. Ini, guna mencegah terjadinya konflik,”kata Ardi Andono, Selasa 12 Juli 2022.
Ardi bilang, gangguan manusia terhadap buaya, juga dapat menyebabkan perpindahan buaya ke tempat lainnya. Salah satunya, aktifitas penambangan pasir. Dilokasi kemunculan buaya yang terjadi di Kota Padang beberapa waktu lalu, contoh nyata jika konflik tersebut disebabkan adanya aktifitas penambangan pasir.
Selain itu, perluasan keramba ikan, udang hingga mendekati habitat aslinya, juga bisa menyebabkan buaya berpindah ke tempat lain. Jika demikian, maka potensi konflik yang akan timbul cukup besar. Disamping itu, fenomena adanya sosial media juga memicu kaula muda untuk masuk ke habitat asli buaya dan memvideokannya dengan harapan menjadi viral.