Stop Menambang Pasir Di Habitat Buaya Muara

Ilustrasi Buaya Muara.Foto/Andri Mardiansyah
Sumber :

“Nah, hal itu (prilaku membuat konten), tentu saja akan mengundang masyarakat luas untuk memasuki wilayah habitat buaya dan memungkinkan terjadinya konflik satwa,”ujar Ardi.

Kabar Baik, Bayi Gajah Lahir Sehat di Taman Nasional Way Kambas

Mengingat potensi konflik buaya versus manusia di Sumatra Barat ini cukup tinggi, BKSDA Sumbar kata Ardi, menerbitkan empat poin rekomendasi untuk mengantisipasi atau mencegah timbulnya konflik tersebut.

Keempat rekomendasi itu antara lain, melakukan pembatasan dan atau pelarangan kegiatan masyarakat pada masa bertelur dan menetas (Januari sd Juni) utamanya di habitat aslinya. Lalu, apabila ada sarang buaya agar segera melapor ke BKSDA Sumbar dan memberikan papan peringatan kepada masyarakat untuk tidak beraktifitas di sekitar sarang buaya.

Eksplorasi Puspa Langka di Balik Kanopi Hutan Cagar Alam Maninjau

Ilustrasi Buaya Muara.Foto/Andri Mardiansyah

Photo :
  • -

Selain itu, kita juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggembalakan ternak di sekitar habitat buaya atau memperluas keramba hingga ke habitat aslinya. Dan, Jangan memviralkan kemunculan buaya yang berdampak terjadinya kerumunan massa. Lebih baik, laporkan melalui call center kita di nomor 081266131222 atau informasikan ke otoritas terkait lainnya.

Cegah Konflik Buaya-Manusia di Tiku V Jorong, Penangkaran Buaya Jadi Solusi

“konflik antara buaya versus manusia ini, kita kategorikan menjadi tiga klasifikasi yakni, buaya menampakkan diri diluar habitat aslinya, buaya menyerang ternak warga dan, buaya menyerang manusia. Untuk itu, mari bersama-sama berperan aktif menjaga habitat buaya muara ini, agar tidak terjadi lagi konflik yang berkepanjangan. Manusia dan satwa liar terutama yang dilindungi, harus mampu hidup berdampingan dan tidak saling mengancam,”tutup Ardi.