Stop Menambang Pasir Di Habitat Buaya Muara
“Nah, hal itu (prilaku membuat konten), tentu saja akan mengundang masyarakat luas untuk memasuki wilayah habitat buaya dan memungkinkan terjadinya konflik satwa,”ujar Ardi.
Mengingat potensi konflik buaya versus manusia di Sumatra Barat ini cukup tinggi, BKSDA Sumbar kata Ardi, menerbitkan empat poin rekomendasi untuk mengantisipasi atau mencegah timbulnya konflik tersebut.
Keempat rekomendasi itu antara lain, melakukan pembatasan dan atau pelarangan kegiatan masyarakat pada masa bertelur dan menetas (Januari sd Juni) utamanya di habitat aslinya. Lalu, apabila ada sarang buaya agar segera melapor ke BKSDA Sumbar dan memberikan papan peringatan kepada masyarakat untuk tidak beraktifitas di sekitar sarang buaya.
Selain itu, kita juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggembalakan ternak di sekitar habitat buaya atau memperluas keramba hingga ke habitat aslinya. Dan, Jangan memviralkan kemunculan buaya yang berdampak terjadinya kerumunan massa. Lebih baik, laporkan melalui call center kita di nomor 081266131222 atau informasikan ke otoritas terkait lainnya.
“konflik antara buaya versus manusia ini, kita kategorikan menjadi tiga klasifikasi yakni, buaya menampakkan diri diluar habitat aslinya, buaya menyerang ternak warga dan, buaya menyerang manusia. Untuk itu, mari bersama-sama berperan aktif menjaga habitat buaya muara ini, agar tidak terjadi lagi konflik yang berkepanjangan. Manusia dan satwa liar terutama yang dilindungi, harus mampu hidup berdampingan dan tidak saling mengancam,”tutup Ardi.