Seorang Polisi Jadi Pegiat Maggot di Padang Panjang

Ipda. M. Affandi atau Pegiat Maggot di Kota Padang Panjang.
Sumber :
  • Diskominfo

Padang – Berprofesi sebagai polisi yang kini bertugas di Polsek X Koto wilayah hukum Polres Padang Panjang, tak menghambat niat Ipda. M. Affandi menjadi pegiat magot di Kota Padang Panjang.

Iis Wulandari, Perwakilan ISI Padang Panjang dalam Ekspedisi Jalur Rempah 2024

Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung, merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa latin.

Affandi sudah mulai membudayakan maggot sekitar lebih kurang satu bulan. Awalnya didasari keinginannya untuk membuat pelet atau pakan lele organik dengan bahan baku maggot tersebut.

Pilkada Makin Dekat, KPU Solsel Lantik 35 Orang Panitia Pemilihan Kecamatan

Budidaya ini diawali Affandi dengan mengumpulkan sampah organik seperti sampah dapur, kulit buah, buah busuk, sayuran busuk dan sisa makanan sebagai bahan makanan bagi maggot. 

Hampir semua lini aktivitas sehari-hari menghasilkan limbah dan sampah. Sampah pun menjadi ancaman serius bagi masyarakat. 

Lestarikan Adat Untuk Jaga Generasi Muda

Pasalnya, bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar, sampah dianggap dapat mengurangi lahan produktif.

Oleh karena itu, perlu out of the box untuk menangani dan pemanfaatan limbah rumah tangga. Dan tentu usaha untuk membudidayakan maggot yang kini dijalani Affandi di luar tugasnya mengayomi masyarakat sebagai anggota polisi menjadi salah satu solusinya yang akan berdampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan.

Sampah organik itu difermentasi terlebih dahulu dengan bantuan bahan lainnya seperti dedak (bekatul), EM 4/yakult sehingga sampah tersebut tidak berbau dan tidak mengundang lalat biasa ataupun lalat hijau.

Untuk perkembangbiakan maggot, Affandi menyediakan media yang bersih pada media yang beraroma fermentasi. 

Sehingga lalat BSF tidak mengundang penyakit. Lalat BSF merupakan hewan yang memiliki antibiotik alami dalam tubuhnya yang membuatnya tidak membawa penyakit.

Maggot dari lalat BSF ini dapat dimanfaatkan untuk mengurai sampah. Binatang kecil ini diklaim mampu mengurangi 80% sampah rumah tangga dan limbah pengolahan pabrik.

Selain itu, maggot BSF yang kaya akan protein yang membuat larva ini bisa dijadikan sebagai pakan ikan dan ungags, tentu juga akan menjadi lahan bisnis yang menjanjikan.

Mendengar adanya seorang aparat berseragam yang menjadi pegiat maggot, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH), Alvi Sena, langsung menugaskan sekretaris dan stafnya untuk mengunjungi tempat di mana Affandi membudidayakan maggot tersebut.

Alvi sangat mengapresiasi usaha budidaya maggot yang sedang dikembangkan Affandi. 

“Sebagai seorang aparatur negara yang  mengabdi 24 jam untuk masyarakat, ini tentu sangat luar biasa. Affandi masih menyempatkan diri membudidayakan maggot di sela-sela kesibukannya sebagai seorang polisi. Ini salah satu bukti kepedulian masyarakat terhadap lingkungan," ucap Alvi tulis di laman Kominfo.

Ia juga mengimbau agar ke depannya usaha budidaya maggot ini bisa berkembang di Padang Panjang.  

"Potensi sampah di Kota Padang Panjang saat ini cukup tinggi. Dalam satu hari bisa menghasilkan sampah rumah tangga lebih kurang 58 ton. Sampah rumah tangga ini sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan maggot," terangnya.

Dikatakannya lagi, jika semakin banyak pegiat manggot, maka jumlah sampah rumah tangga yang cukup tinggi ini dapat dikelola dan dimanfaatkan. Sehingga sampah yang sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa  berkurang secara signifikan.

Selain itu, lanjut Alvi, hal ini sesuai juga dengan imbauan dari pemerintah untuk minim sampah di tengah masyarakat. Di samping berdampak positif bagi lingkungan, budidaya maggot juga memiliki nilai ekonomis dan berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat.