Anggota DPR RI Ade Rezki Pratama Ajak Masyarakat Cegah Stunting Melalui Hidup Sehat

Anggota Komisi IX DPR RI Ade Rezki Pratama
Sumber :
  • Amanda/ Viva.co.id

Padang – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ade Rezki Pratama ajak masyarakat melakukan pola hidup sehat untuk mencegah stunting, khususnya di Sumatera Barat dan Kabupaten Agam.

Pekerja Migran Bukittinggi Minim Peminat, Ade Rezki Pratama: Mari Kerja ke Luar Negeri

Hal ini disampaikan Ade Rezki Pratama saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bertemakan 'Dengan Germas Kita Cegah Stunting Untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045" di Aula PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi, 10 Agustus 2024.

Ia menjelaskan bahwa kesehatan diperlukan tidak hanya untuk raga, tapi juga kesehatan pada jiwa atau mental seseorang.

Terjerat Kasus Narkotika, Satres Narkoba Polresta Bukittinggi Ringkus Pasutri di Kabupaten Agam

"Apalagi saat ini tengah banyak persolan yang terjadi di tengah masyarakat seperti pinjaman online, judi online yang menyebabkan kesehatan baik jiwa atau raga menjadi terganggu," kata politisi Partai Gerindra ini.

Menurutnya, kesehatan itu sangat penting karena walaupun begitu banyaknya harta, uang, jabatan tinggi, dan kekayaan yang melimpah, tidak ada gunanya kalau badan sakit.

Faktor Penyebab Matinya Puluhan Ton Ikan KJA Danau Maninjau

"Kalau sudah sakit, semuanya tidak ada gunanya sehingga warisan yang harus dijaga setiap individu adalah kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, terkait stunting yang berarti gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. 

"Menurut survey salah satu Institut dari Inggris terkait pendataan tingkat Intelegensi di 11 Negara di Asia Tenggara tahun 2023, Indonesia rangking 11 dari 11 negara," ujarnya.

Kondisi ini tentu ada kaitannya dengan kasus stunting yang terjadi di Indonesia, dimana kalau anak stunting, apalagi sejak dalam kandungan maka beresiko stunting dan mengalami kurang gizi.

"Mengatasi stunting tidak cukup dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPR, nagari dan lainnya tapi perlu kerjasama kita bersama untuk membantu keluarga yang anaknya mengalami stunting serta peran Ninik Mamak, Bundo Kanduang dan orang tua sangat diperlukan," kata Ade Rezki.

Ade Rezki Pratama menilai mencegah stunting itu penting dan menjaga kesehatan lebih penting sehingga target Indonesia di tahun 2024 untuk mencapai pravelensi stunting sampai 14 persen bisa tercapai.

"Masalah stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan. Sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi badan dan otak anak," katanya.

Sementara itu, statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22 persen) balita di seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau balita stunting adalah balita Indonesia. 

Kemudian menurut UNICEF, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk.

Selain itu, Wakil Direktur I Poltekkes Padang, Dr Gusnedi mengatakan Germas adalah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

“Germas adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat,” katanya.

Menurutnya, perilaku hidup modern saat ini seringkali membuat banyak orang kurang bergerak dan teknologi serta kesibukan sehari-hari menyebabkan gaya hidup juga kurang sehat.