Sumbar Dinilai Berhasil Kembangkan Energi Baru Terbarukan 

Geothermal Power Plant has conducted Plant Rated Capacity (PRC)
Sumber :
  • supreme-energy.com

Padang – Deputi Sistem Nasional (Sisnas) Dewan Ketahanan Nasional RI (Watannas) Mayjen TNI Syachrial E. Siregar menilai jika provinsi Sumatra Barat khususnya Kabupaten Solok Selatan, berhasil mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) Thermal.

Tembak Mati Kasat Reskrim, AKP Dadang di Pecat Mabes Polri

Pengembangan potensi yang baik ini menurutnya, harus dijadikan model agar langkah strategis pengembangan energi pun kian efektif.

"Di Solok Selatan agar menjadi gambaran prototipe di lapangan dalam pengembangan EBT Thermal sebagai sumber energi. Kita pelajari kelebihan dan kekurangannya untuk merumuskan kebijakan perencanaan dan langkah strategis,” kata Syachrial melalui keterangan diterima, Kamis 8 September 2022.

Momen Hari Guru, Pemerintah Pastikan Keamanan Guru dalam Bekerja

https://padang.viva.co.id/ragaminang/576-sumbar-punya-potensi-energi-terbarukan-yang-siap-dikembangkan

Menurut Syachrial, mengingat fuel fossil yang akan habis pada waktunya, energi baru terbarukan panas bumi, merupakan salah satu sumber daya energi alternatif pengganti yang bisa dikembangkan untuk jangka panjang. 

Polisi Tembak Polisi: Ini Kata Kabid Humas Polda Sumbar Soal Siapa Pemilik Tambang Galian C

Di samping itu revitalisasi EBT Panas bumi yang membutuhkan hutan dan air sebagai modal pengelolaan, juga dipandang dapat sekaligus menjaga kelestarian alam. Pun juga bisa dimanfaatkan menjadi jenis energi alternatif selain sebagai sumber ketersediaan energi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy menyebutkan jika di Ranah Minang juga memiliki potensi sumber daya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang siap dikembangkan guna menjaga ketahanan energi untuk skala lokal maupun nasional. Salah satunya yakni, EBT panas bumi di Kabupaten Solok Selatan.

“Sumbar merupakan salah satu provinsi yang cukup beruntung dalam hal EBT. Dengan EBT, bahkan kita mengalami surplus listrik sebesar 20 persen, sekitar 220 mega. Ini menjadi peluang sangat luas untuk industri, rumah, hotel ataupun pabrik. Sangat mumpuni,” kata Audy Joinaldi.

Audy bilang, ketahanan energi memerlukan adanya pengembangan energi yang dapat diperbarui, mengingat sumber daya energi yang digunakan saat ini akan habis dalam beberapa puluh tahun. Tak sedikit akademisi berpendapat bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan salah satu solusi penanggulangan ketersediaan energi, sekaligus menjaga kelestarian alam. 

Audy juga bilang, tak hanya panas bumi, Sumatera Barat juga memiliki PLTA dan mini hydro sebagai salah satu sumber daya energi dalam pengembangan revitalisasi energi. Capaian tingkat EBT panas bumi di Sumatera Barat saat ini sudah menyentuh angka sebesar 28,19 persen, lebih tinggi dari capaian nasional tahun 2021 sebesar 11,5 persen. 

“Ini pula yang menjadikan Sumatera Barat tepatnya di Solok Selatan, dipilih sebagai prototipe Watannas merumuskan kebijakan pengembangan EBT kedepan,”tutup Audy.