Film Ke Surau, Aku Kembali Mulai Diproduksi  

Proses Produksi Film Ke Surau, Aku Kembali
Sumber :
  • S Metron

Selain sebagai situs ziarah, menurut Adi, surau hari ini juga mulai dilihat sebagai situs wisata. Hanya saja, paradigma pariwisatanya masih belum tepat. 

Tembak Mati Kasat Reskrim, AKP Dadang di Pecat Mabes Polri

Sutradara S Metron Masdison mengatakan, selama ini Surau dan Sasaran dipandang sebagai objek wisata belaka, bukan subjek wisata. 

“Padahal seharusnya Surau dan Silek itu menjadi subjek wisata. Maksudnya, ia tidak hanya jadi tontonan wisata yang pasif, namun juga bisa menjadi ruang untuk belajar mengenai banyak sekali hal,”ujar Metron.

Tak Punya KTP Sumbar, Cawagub Vasko dan Ekos Albar Tak Mencoblos

Metron menegaskan, Ibarat mata air, surau dan sasaran adalah tempat yang tak akan kering-kering ilmunya jika kita timba. Ia pun berharap, dengan dijadikannya surau dan sasaran subjek wisata, maka ia bisa berkembang lebih jauh menjadi wisata religi sekaligus wisata edukasi histori serta mengandung unsur adventure. 

Hal senada disampaikan Buya Zuari Abdullah. Penulis buku-buku mengenai silek dan sasaran ini mengatakan, pada awalnya surau dan sasaran adalah tempat dimana sistem pendidikan klasik Minangkabau dikembangkan. 

Sukses Dihelat, SRG Cup I Di Solsel Jadi Agenda Tahunan PTMSI Sumbar

Praktisi silek itu juga mengatakan bahwa pendidikan karakter ala Silek merupakan kearifan lokal yang telah ada jauh sebelum diperkenalkannya pendidikan ala Barat lewat sekolah-sekolah modern. 

“Kita bisa melihatnya dalam berbagai ungkapan, mamangan, atau pada nilai-nilai filosofis Silek tradisi itu sendiri. Juga menekankan tentang hubungan tak terpisahkan antara surau dan sasaran,"kata Buya Zuari. 

Halaman Selanjutnya
img_title