Penyebab Kematian Si Puti, Harimau Betina Dari Tanah Agam
Pada 26 Mei 2022, diputuskan pembiusan untuk membersihkan luka miasis dan pengambilan sampel pendukung diagnosa. Dari uji laboratorium sample Puti, menunjukkan hasil kimia darah total Protein pada Puti, sedikit tinggi.
“Hasil hapus darah normal, beberapa sampel darah dan feses juga di kirim ke BaVet Bukittinggi, namun sampai sekarang hasilnya belum keluar,”ujar Patrick,.
Patrick bilang, kondisi Puti dalam rentang waktu 27 Mei hingga 5 Juni 2022, terpantau membaik dengan ditandai adanya nafsu makan dan minum yang sudah normal. Pun dengan luka miasis, juga 70 persen sudah membaik ditambah dengan perilaku yang kembali agresif dan responsif.
Namun kata Patrick, Puti Maua kembai menunjukkan gejala kurang sehat. Pada 6 Juni 2022, Puti Kembali tidak mau makan. Rentang siang hingga sore hari, kondisi Puti bahkan kian memburuk dengan memperlihatkan gejala nafas sesak dan dangkal ( 60x per menit).
“Selain itu, juga terdapat hipersalivasi dan kondisi mulut Puti berbuih. Feses dengan skor empat berwarna kehitaman. Kita berikan pengobatan atropin sulfat dan nebul salbutamol. Terlihat sedikit terbantu dengan buih dan hipersalivasi berkurang. 2,8 kilogram daging yang diberikan habis dimakan.
Patrick menambahkan, kesokan harinya tim menemukan pada bagian mulut Puti terdapat bekas darah dan masih mengalami hipersalivasi. Tim kemudian, kembali melakukan upaya nebul salbutamol, dan atropin sulfat.