Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Intim Suami Istri
- Pixabay.com
PADANG – Dalam ajaran islam doa adalah hal yang paling penting. Doa bisa dilakukan saat hendak mau makan, bepergian atau hendak ingin tidur. Karena itu, kamu dianjurkan untuk selalu membaca doa saat melakukan sesuatu, termasuk ketika akan berhubungan badan.
Sebelum berhubungan intim dengan pasangan, suami istri muslim harus membaca doa terlebih dahulu.
Dalam kitab Uqudul Jain karya Imam Nawawi Al-Bantani Al-Jawi dijelaskan bahwa sebelum melakukan hubungan badan dengan pasangan hendaknya sebanyak mungkin membaca kalimat-kalimat suci, seperti basmalah, takbir, dan doa. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli istrinya: dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah setan dari kami, dan jauhkan ia dari apa yang Engkau rezekikan kepada kami (anak keturunan), kemudian, dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dilansir dari Sahijab.com Saat melakukan hubungan suami istri disarankan sebisa mungkin untuk tidak menghadap ke Kiblat. Jika memungkinkan, tutuplah badan dengan memakai selimut yang dipakai bersama antara suami dan istri sehingga tubuh tidak terlihat telanjang bulat. Nah, berikut doa yang harus dibaca. Doa sebelum berhubungan intim
Bismillah, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhk anlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.” Doa saat berhubungan intim
Allahummaj’alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah Artinya:“Ya Allah, jadikanlah nuftah kami ini menjadi keturunan yang baik.”
Doa setelah berhubungan intim
Alhamdu lillaahi dzdzii khalawa minal maa I basyaraa
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).” Wasiat Rasulullah Kepada Pengantin Baru
Melansir buku Hadiah Pernikahan Terindah karya Ibnu Waitiniyah, Rasulullah menasihatkan kepada pasangan suami-istri supaya memperhatikan adab-adab, larangan, dan anjuran terlebih dahulu sebelum berhubungan.
Mereka dilarang untuk bercinta dengan istrinya melalui dubur, bukan kemaluan, dan saat istri sedang haid. Suami yang akan menyetubuhi istri hanya diperbolehkan saat istri tidak dalam keadaan haid dan pada tempatnya saja sesuai sabda Rasulullah SAW.
“Barang siapa yang menggauli istrinya ketika sedang haid atau melalui duburnya, maka ia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan yang lainnya)