Merajut Tenun Kebangsaan 

Fahira Idris
Sumber :
  • Padang Viva

Padang – Anggota DPD RI, Fahira Idris menyebut bahwa tidak mudah menjadi negara seperti Indonesia yang begitu majemuk. Ini karena harus menyatukan sebuah bangsa yang begitu bhineka. Meski demikian, ketulusan hati dan pikiran para pendiri bangsa terbukti mampu mewujudkan perbedaan menjadi kekuatan.

224 Siswa SMA Lolos Seleksi Paskibraka Tahap II di Solsel

Fahira menilai, sebanyak 17 ribu pulau lebih, ribuan lebih suku bangsa yang berbeda budaya, adat, bahasa, keragaman agama dan sebagainya, teguh  berkomitmen bersatu dalam sebuah bangsa bernama Indonesia. 

"Segala Kebhinekaan itu, ditenun dengan sangat rapi, kuat dan solid oleh Pancasila,"kata Fahira Idris, Kamis 15 Juni 2023

Menag Yakini Penguatan Moderasi Beragama Wujudkan Bangsa Harmonis

Menurut Fahira Idris, jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka yaitu saat Sumpah Pemuda 1928, para pendiri republik ini sudah sadar sepenuhnya bahwa bangsa di Nusantara ini amat bhineka. 

Namun, mereka juga memahami bahwa Kebhinekaan di Nusantara adalah fakta, bukan masalah. Dengan hati yang tulus dan murni, disertai keberanian tinggi, para pendiri bangsa ini merajut kebinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik, menjadi sebuah tenun kebangsaan yang saat ini kita rasakan.

Polri Buka Pintu Bagi Penyandang Disabilitas, Terobosan Baru Dalam Sejarah Rekrutmen

"Jika para pendiri bangsa ini, merajut tenun kebangsaan dengan keberagaman, maka tugas seluruh rakyat Indonesia sekarang adalah merawat tenun kebangsaan tersebut,"ujar Fahira. 

Fahira bilang, upaya merajutan tenun kebangsaan belum selesai, karena tenun kebangsaan adalah sebuah proses terus menerus yang wajib kita kuatkan terus menerus. Terlebih saat ini dan ke depan, tantangan bangsa baik internal maupun eksternal semakin dinamis. 

"Oleh karena itu, pendidikan Pancasila sebagai basis pembangunan karakter anak bangsa menjadi penting,"kata Fahira Idris. 

Dijelaskan Fahira, Pendidikan karakter berbasis Pancasila penting dalam upaya bangsa Indonesia merajut tenun kebangsaan, karena Indonesia harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter rakyatnya terutama lewat pendidikan. Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa lemah yang mudah diadu domba bahkan dilemahkan.

Karakter bangsa, lanjut Fahira, bukan hanya tanda sebuah negara eksis, tetapi juga kendaraan bagi sebuah negara untuk melompat maju. Sebuah negara akan kokoh maju dan tidak terombang-ambang jika mempunyai karakter yang kuat. 

Tanpa karakter yang kuat dan berakar, sebuah bangsa akan kehilangan generasi penerusnya. Oleh karena itu, karakter harus dibangun dan dibentuk agar sebuah bangsa menjadi bermartabat di mata rakyatnya dan di mata dunia.

"Sebuah bangsa yang bermartabat akan dicintai dan dibanggakan rakyatnya. Rakyat yang cinta akan tanah airnya, tidak akan lagi menjadikan kebhinekaan sebagai kelemahan, tetapi sebagai pilar penguat persatuan,” pungkas Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini,"tutup Fahira.