International Masterclass Introduction to Main Street Sukses Digelar

International Masterclass Introduction to Main Street
Sumber :
  • Padang viva

Padang – International Masterclass Introduction to Main Street, sukses digelar. Iven yang dihelat pada 17 September 2023 di Yogyakarta ini, merupakan iven budaya pertama yang mengusung pendekatan sistematis dengan menggunakan bangunan pusaka sebagai dasar revitalisasi kawasan niaga di Indonesia setelah sebelumnya pernah dilakukan di 2.500 kota di dunia.

100 Tahun A.A. Navis: Rayakan Warisan Sastra dan Pemikiran Bangsa

Dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan, menyusul adanya pengakuan atas Yogyakarta pada ajang 45 World Heritage Committee UNESCO di Riyadh Saudi Arabia beberapa waktu lalu. Kota pelajar ini, berhasil menyabet kategori The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.

Tokoh utama program Main Street, Donovan Rypkema menyebut jika iven ini sukses digekar berkat adanya kolaborasi apik dari beberapa pihak diantaranya, Heritage Strategies International (HSI), Washington DC, USA, Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia/BPPI), Jakarta, Grup Riset Pelestarian dan Pengelolaan Kota Pusaka, CoE Sustainable Environment Engineering, Research & Innovation Center (ERIC) dan, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.

Riset Konten Pameran A.A. Navis Sudah Dimulai Sejak Februari 2024

Dia bilang, pada malam pembukaan itu, ketiga fasilitator dari HIS, Donovan Rypkema, Rodney Swink, dan Katlyn Cotton menegaskan empat buah pendekatan Main Street yakni, Organisasi, Promosi, Desain dan Vitalitas Ekonomi yang harus dilakukan bersama-sama secara komprehensif. 

"Tidak bisa sendiri-sendiri, together is better," kata Donovan Rypkema melalui siaran persnya, Kamis 21 Seotember 2023

Profil Mayor Teddy Yang Diangkat Prabowo Subianto Jadi Sekretaris Kabinet

Donovan Rypkema menjelaskan, komposisi peserta yang berjumlah 40 orang dari Indonesia dan India, menunjukkan latar belakang yang beragam mulai dari arsitek, perancang kota, ekonomi dan bisnis, pemasaran, interior, ahli sipil, hukum, arkeologi, pariwisata, dll. 

Dasar-dasar pendekatan Main Street kata Donovan, di antaranya prinsip-prinsip mengapa Main Street bisa terus sukses secara berkelanjutan selama 40 tahun. "Main Street selama ini, dikembangkan di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, baru kali ini kami mengadakannya di luar ketiga negara tersebut,"ujar Donovan. 

Donovan melanjutkan, Menjadi bagian dari World Heritage artinya menjadi bagian dari jejaring solidaritas dunia yang peduli dengan pelestarian.

Paparan tersebut dilanjutkan dengan pembekalan tinjauan lapangan oleh Laretna T. Adishakti, dan fasilitator serta peserta langsung melakukan kunjungan dan diskusi lapangan.

Laretna menambahkan, melalui Masterclass para peserta dipersiapkan untuk menjadi pelatih dan pelaksana Main Street dengan konteks Indonesia di lingkungan masing-masing.

Pertama, mengunjungi Museum Wahanarata Kraton Yogyakarta yang baru dibuka, sekaligus menikmati makan siang, kuliner pusaka Nasi Liwet Yogyakarta. Peserta terbagi dalam 4 kelompok dengan masing- masing melakukan pengamatan lapangan di Kawasan Pusaka Niaga Jl. Margatama, Jl. Malioboro-Margo Mulyo, Pekapalan Alun-alun Utara, dan Jalan Ngasem-Tamansari.

"Program hari pertama diakhiri dengan peserta bertemu kembali di Pusat Informasi “Cosmological Axis”, Ketandan. Di bangunan ex rumah Tionghoa ini, peserta berdiskusi kelompok dan mengamati berbagai informasi tentang nominasi ke UNESCO “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark”. Dan pada malam harinya peserta di tempat masing-masing menyaksikan secara online nominasi tersebut dinyatakan sebagai World Heritage Site dalam Sidang World Heritage Committee di Riyadh, Saudi Arabia,"ujarnya. 

Pengumuman dari UNESCO itu, disambut gembira oleh para peserta termasuk Nurani F. Nawangsih, Kepala Seksi Perencanaan Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis Dinas Kebudayaan DIY. 

“Perjalanan panjang untuk mengusulkan Yogyakarta menjadi bagian dari pusaka penting di dunia akhirnya menjadi kenyataan,"katanya.

Dikelola LSM

Diketahui, Main Street sendiri dikelola sebagai organisasi nirlaba (LSM) dan dijalankan oleh Dewan Direksi yang berbasis sukarela dan mengutus serta mengawasi Manajer Program yang bertanggung jawab untuk operasional sehari-hari. 

Pembelajaran tentang organisasi, dilanjutkan dalam konteks lokal Indonesia oleh Catrini P. Kubontubuh, Ketua Dewan Pimpinan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia. 

"Untuk melakukan implementasi, maka kita perlu memiliki struktur organisasi yang tepat, dimana pengalaman di Indonesia menempatkan masyarakat sebagai poros utama dengan kolaborasi pentahelix, yaitu masyarakat, pemerintah, akademisi, swasta, dan media,” kata Catrini.

Catrini P. Kubontubuh juga memberikan konteks lokal Indonesia tentang Pemasaran dan Branding. Donovan Rypkema juga menambahkan pembelajaran tentang Historic Urban Landscape (HUL) yang direkomendasikan oleh UNESCO (2012), dilanjutkan oleh Punto Wijayanto tentang pelaksanakan HUL di Indonesia.