Simulasi Capres-Cawapres Dinilai Bentuk Keterbukaan Partai Politik

Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus. FOTO/Istimewa
Sumber :

Maka itu pula, Parpol tidak boleh bersikap apriori dan siapa pun yang diajukan harus direspons sebagai sesuatu yang positif. Hal ini juga sebagai bentuk keterbukaan partai dalam memberikan pendidikan politik. 

Kemnaker RI Bersama DPR RI Gelar Sosialisasi di Sumatera Barat

"Bentuk akuntabilitas agar tidak pilih kucing dalam karung," lanjut  Anggota Baleg DPR RI tersebut. 

Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menyorot dinamika politik yang kerap membahas isu capres-cawapres serta koalisi untuk Pilpres 2024. Ia menegaskan bahwa sosok pemimpin harus memiliki prestasi. 

Diguyur Hujan Deras, Inilah Tuntutan Massa Aksi Demo di Bukittinggi

Hasto menilai, sebelum berbicara soal penjodohan capres - cawapres, harus mengetahui soal rekam jejak prestasi sosok pemimpin tersebut. Pernyataan itu dia sampaikan terkait koalisi capres-cawapres 2024 mendatang.

"Ada (yang) menjodoh-jodohkan (capres-cawapres), lalu kami bertanya mereka yang menjodohkan itu, harusnya juga memahami apa prestasinya," pungkas Hasto.

Babak Baru Pilgub Jakarta, MK Ubah Syarat Pencalonan, Anies dan PDIP Bisa Maju di Pilgub Jakarta