Badan Bahasa dan Komisi X DPR RI Dorong Pemutakhiran KBBI Edisi VI
- Humas Kemendikbud
Padang – Literasi kebahasaan dan kesastraan merupakan salah satu program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek.
Program literasi kebahasaan dan kesastraan ini termasuk di antaranya pengembangan kosakata bahasa Indonesia yang diwujudkan melalui pemutakhiran produk KBBI.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo menyebut saat ini, masyarakat dapat memanfaatkan produk KBBI edisi VI secara daring dengan mengunjungi laman kbbi.kemdikbud.go.id atau mengunduh aplikasi KBBI VI melalui gawai atau ponsel pintar.
"Pada pembaruan berikutnya, rencananya, jumlah entri akan ditambah dari 120 ribu hingga mencapai 200 ribu,"kata Imam Budi Utomo melalui keterangan resminya, Selasa 3 September 2024.
Badan Bahasa kata Imam, selalu terbuka dalam memberi layanan dan senantiasa mengutamakan kepuasan masyarakat.
Badan Bahasa juga akan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengembangkan suatu program sehingga dapat mempermudah dan mengefektifkan kinerja, misalnya dari KBBI ini yang dikerjasamakan juga dengan Oxford University dan Lexicom Limited UK.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menambahkan bahwa saat ini bahasa Indonesia menduduki peringkat kesebelas bahasa yang paling sering digunakan di dunia menurut Ethnologue, 2024. Padahal, jumlah penduduk Indonesia merupakan terbesar keempat di dunia.
“Saya berharap kita bisa melakukan peningkatan hingga paling tidak peringkat ketujuh,” ujar Ferdi.
Bahkan, menurut Ferdi, bahasa Indonesia ini perlu disebarluaskan lagi, bukan hanya secara de jure yang saat ini sudah diakui oleh UNESCO, melainkan juga hingga dapat dikenali oleh pedagang-pedagang kecil di Amerika Serikat ketika ada yang menuturkan bahasa Indonesia.
Bertalian dengan hal tersebut, di Indonesia sendiri kata Ferdi semestinya bahasa Indonesia dapat diutamakan dan dijaga kualitas penggunaannya. Menurut survei Litbang Kompas tahun 2022, hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas penggunaan bahasa Indonesia adalah dengan mengajarkan bahasa Indonesia sedini mungkin di sekolah (53,1 persen).
Selain itu, menyoroti penggunaan bahasa Sunda di Garut, dari 711 bahasa daerah yang masih hidup di Indonesia, bahasa Sunda perlu banyak digali untuk diusulkan, apalagi setelah dibakukannya pelafalan eu di dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima.
“Ejaan kita sudah mengakomodasi penulisan eu yang banyak digunakan dalam bahasa Sunda meskipun pada praktik pelafalannya, oleh banyak penutur bahasa Indonesia dari suku selain Sunda, disesuaikan saja dengan kemampuan masing-masing,” tutup Ferdiansyah.