Pelajar Di Mentawai Berhamburan Akibat Gempa Magnitudo 6.2
- PRB Sumatra Barat
Padang – Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Sumatra Barat, Akmal menyebut aktifitas belajar mengajar di sebagian wilayah Mentawai, terhenti akibat guncangan gempabumi dengan magnitudo 6.2 yang terjadi pada pukul 10.29 WIB, Senin 29 Agustus 2022.
Bahkan kata Akmal, beberapa pihak sekolah sekolah antara lain SMPN 1 Siberut Tengah, SMPN 3 Simatalu dan sejumlah sekolah di daerah Pokai, terpaksa harus memulangkan anak didiknya.
“Informasi yang kita dapat ada beberapa sekolah yang memulangkan peserta didik akibat getaran gempabumi yang cukup kuat. Namun demikain, gempa ini tidak menimbulkan korban jiwa,”kata Akmal, Senin 29 Agustus 2022.
https://padang.viva.co.id/ragam-perkara/538-warga-simalegi-mengungsi-akibat-gempa-magnitudo-62
Hingga kini kata Akmal, berdasarkan catatan sementara, terdapat dua bangunan fasilitas umum yang mengalami kerusakan ringan akibat getaran lindu ini. Dua bangunan itu adalah SMPN 3 dan Puskesmas Simalegi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat saat ini masih melakukan monitoring dan pendataan untuk memastikan berapa total jumlah kerusakan pada bangunan
“Sementara ada dua bangunan fasilitas umum yang rusak. Ada info satu unit gereja juga mengalami kerusakan. Namun, belum bisa dipastikan kebenarannya. Kita masih melakukan pendataan,”ujar Akmal.
Terpisah, Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,99° LS ; 98,53° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 12 kilometer arah Barat Laut Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 24 kilometer.
Gempabumi ini kata Daryono, merupakan kelanjutan aktivitas gempa yang terjadi sebelumnya terjadi pada pukul 00.04 WIB dengan M4,9 dan pukul 05.34 WIB dengan M5,8.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ),”kata Daryono.
Daryono melanjutkan, Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di beberapa wilayah antara lain, Siberut, Tuapejat, Painan, Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Solok dan Solok Selatan. Meski menimbulkan kerusakan ringan di wilayah Siberut Utara dan Siberut Barat. Namun, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.