Pangek Pisang, Kuliner Tradisional Minang yang Pas untuk Santap Berbuka Puasa
- Padang Viva / Andri Mardiansyah
Padang – Di tengah gemuruh kuliner modern yang kian mendominasi, ada sebuah hidangan yang tetap bertahan, menyimpan cerita dan cita rasa yang tak lekang oleh waktu.
Pangek Pisang namanya, sajian khas Ranah Minang ini, hadir sebagai penanda bahwa kelezatan tak selalu harus datang dari yang serba instan.
Apalagi jika disantap bersama ketan hitam, sensasi yang ditawarkan begitu menggugah selera. Sangat cocok dihidangkan saat berbuka puasa
Bagi penikmat kuliner, khususnya pencinta olahan pisang, Pangek Pisang adalah sebuah mahakarya yang patut dicoba.
Dibuat dari pisang batu atau pisang kepok, hidangan ini diracik dengan santan kelapa, kunyit, dan bumbu-bumbu lainnya yang menciptakan harmoni rasa.
Proses pembuatan Pangek Pisang sejatinya tak rumit. Pisang kepok dikupas, dicuci bersih, lalu direbus bersama santan, kunyit, gula, dan daun pandan yang memberikan aroma wangi.
Setelah direbus selama kurang lebih satu jam, pisang pun melunak, warnanya berubah kuning keemasan, menandakan bahwa hidangan siap disajikan. Baik sebagai kudapan pembuka maupun penutup, Pangek Pisang selalu berhasil memikat.
Namun, di balik kelezatannya, Pangek Pisang bukanlah hidangan yang mudah ditemui. Ia seperti harta karun yang hanya muncul pada momen-momen tertentu, terutama dalam prosesi adat Minangkabau.
Di Kabupaten Solok Selatan, misalnya, Pangek Pisang telah menjadi ikon kuliner yang selalu menghiasi setiap acara besar. Warnanya yang kuning cerah seolah menjadi magnet, menarik perhatian siapa pun yang memandang.
Meski begitu, Pangek Pisang bisa diolah di rumah untuk pilihan menu berbuka puasa. Banyaknya bahan utama yang mudah di dapat dipasar dan proses pengolahannya yang tak rumit, tak salah jika menjadikan Pangek Pisang menu pilihan berbuka puasa
Bagi anda yang belum pernah melihat dan mencicipi Pangek Pisang, pahamilah kuliner sat ini bukan sekadar hidangan.
Pangek Pisang adalah cerita tentang warisan, tentang upaya menjaga tradisi di tengah gempuran zaman.
Pangek Pisang mengajak kita untuk melambat sejenak, menikmati setiap rasa, dan mengingat bahwa kelezatan sejati seringkali datang dari yang sederhana.