Duka Warga Atas Kematian Harimau Betina Bernama Puti Maua
“Selaku warga Maua, saya sedih. Keluar air mata mendengarkan kabar tentang kematian si Puti Maua ini,”kata Rano Fajri, kamis 9 Juni 2022.
Rano bilang, sejak hari pertama kasus kemunculan Puti di kampungnya, ia bersama dengan beberapa warga setempat lainnya, ikut terlibat penanganan konflik. Ia banyak belajar tentang cara menangani konflik hingga prilaku harimau sumatra.
Ikut patroli, monitoring, mencari jejak baru, memasang box trap atau kandang jebak hingga, terlibat proses evakuasi dilakukan Rano selama 41 hari penanganan konflik. Bahkan, ia pun ikut membawa Puti ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) ARSARI untuk kemudian di rehabilitasi.
“Selama 41 hari itu, saya tinggalkan kebun saya. Saya habiskan tenaga dan waktu saya untuk penanganan konflik ini. Hanya Puti yang saya pedulikan waktu itu,”ujar Rano Fajri.
Ikut serta membawa Puti Maua ke PRHSD ARSARI waktu itu kata Rano, selain memiliki ikatan emosional, ia juga ingin memastikan jika si Raja Rimba ini dalam kondisi sehat-sehat.
Ia juga ingin, melihat Puti dan melepas rindu untuk terakhir kali sebelum kembali ke kampung halamannya di Maua Hilia. Pengalaman di perjalanan hingga tiba di PRHSD pun, ia ceritakan ke warga kampung. Ia juga memberi pesan jika Puti dalam keadaan baik-baik saja.