Eksplorasi Puspa Langka di Balik Kanopi Hutan Cagar Alam Maninjau

Rafflesia Tuan Mudae Di Cagar Alam Maninjau
Sumber :
  • padang Viva/Andri Mardiansyah

Padang – Peneliti Bunga langka Rafflesia Asal Sumatra Barat, Welly Yelvia Sartika, menyimpulkan bahwa Kawasan Hutan Cagar Alam Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, merupakan salah satu surga bagi bunga Rafflesia.

Jalur Sialing Putus Akibat Dihantam Banjir Bandang

Menurut Welly, berdasarkan data penelitian yang pernah ia lakukan, distribusi bunga Rafflesia di kawasan Cagar Alam Maninjau ditemukan di 13 titik sebaran, termasuk di Nagari Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Raya dan Nagari Baringin Kecamatan Palembayan. Ditemukan sebanyak 35 individu Rafflesia dalam kondisi satu mekar, 10 pasca mekar, 16 knop hidup, dan delapan knop dalam kondisi yang sudah mati.

"Selama penelitian, saya menemui 13 titik sebaran, dan ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat. Cagar Alam Maninjau dapat dianggap sebagai surganya bunga Rafflesia," kata Welly Yelvia Sartika, Sabtu 11 November 2023.

Sudah 37 Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi 

Welly menjelaskan bahwa, Rafflesia merupakan tumbuhan unik dengan organ tubuh yang sederhana, terutama dikenal dengan bunganya yang besar dan efisien. Tumbuhan ini hanya memiliki kuncup tanpa batang, daun, atau akar. Haustorium, jaringan yang mirip akar, berperan dalam menghisap sari makanan dari tumbuhan inangnya.

"Tumbuhan ini termasuk dalam famili rafflesiaceae, sangat langka, dan terancam punah. Hanya terdapat 25 jenis famili rafflesiaceae di daerah tropis Asia Tenggara, khususnya di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Filipina," ungkap Welly.

Eksplorasi Seni dan Budaya dalam Persiapan Festival Maek

Bunga Rafflesia Tuan Mudae. Foto by Andri Mardiansyah

Photo :
  • -

Welly menyebutkan bahwa perkembangbiakan Rafflesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tumbuhan inang, kedekatan dengan sumber air, jenis vegetasi, hewan penyerbuk, iklim, tanah, topografi, dan aktivitas manusia. Dia juga menegaskan bahwa bunga Rafflesia termasuk dalam kategori tumbuhan langka yang dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Di Sumatera Barat, terdapat beberapa kawasan konservasi yang menjadi pusat persebaran Rafflesia, termasuk Cagar Alam Batang Palupuh, Rimbo Datar, Padang Tinggi, Ulu Gadut, Batu Berjulang, dan Taman Hutan Raya.

Welly menekankan bahwa informasi tentang persebaran Rafflesia di Cagar Alam Maninjau sangat penting untuk konservasi.

Dia mengusulkan agar bunga Rafflesia dapat dijadikan objek wisata alam minat khusus dan wisata edukasi, dengan tetap mematuhi ketentuan yang berlaku di kawasan konservasi Cagar Alam Maninjau. Pemantauan teratur juga perlu dilakukan untuk memahami lebih lanjut sebaran Rafflesia di kawasan tersebut.

Ia menambahkan, Cagar Alam Maninjau memiliki bentang topografi bergelombang (berbukit) sampai terjal dengan dinding-dinding alam yang curam.

Rafflesia Tuan Mudae. Foto by Andri Mardiansyah

Photo :
  • -

Berdasarkan dari data peta spasial yang dimiliki oleh BKSDA Sumatera Barat menunjukkan bahwa, Cagar Alam Maninjau berada pada kemiringan lereng 0- 15 persen (landai) seluas 2.121 (9,6 persen), kemiringan lereng 15-25 persen (agak curam) seluas 3.290 (14,9 persen), kemiringan lereng 25-40 persen (curam) seluas 14.706 (66,5 persen) dan kemirigan lereng besar dari 40 persen (sangat curam) seluas 1.989 (9.0 persen).  

“Kondisi itulah salah satu yang menjadi faktor penunjang pertumbuhan Rafflesia di kawasan Cagar Alam Maninjau. Selain kemiringan lereng, indikator yang kita uji dalam menentukan persebaran dan karakteriktik habitat tumbuhnya Rafflesia yaitu ketinggian yang merupakan keberadaan suatu tempat atau titik dari permukaan laut,”tutup Welly.