International Masterclass Introduction to Main Street Sukses Digelar
- Padang viva
Donovan melanjutkan, Menjadi bagian dari World Heritage artinya menjadi bagian dari jejaring solidaritas dunia yang peduli dengan pelestarian.
Paparan tersebut dilanjutkan dengan pembekalan tinjauan lapangan oleh Laretna T. Adishakti, dan fasilitator serta peserta langsung melakukan kunjungan dan diskusi lapangan.
Laretna menambahkan, melalui Masterclass para peserta dipersiapkan untuk menjadi pelatih dan pelaksana Main Street dengan konteks Indonesia di lingkungan masing-masing.
Pertama, mengunjungi Museum Wahanarata Kraton Yogyakarta yang baru dibuka, sekaligus menikmati makan siang, kuliner pusaka Nasi Liwet Yogyakarta. Peserta terbagi dalam 4 kelompok dengan masing- masing melakukan pengamatan lapangan di Kawasan Pusaka Niaga Jl. Margatama, Jl. Malioboro-Margo Mulyo, Pekapalan Alun-alun Utara, dan Jalan Ngasem-Tamansari.
"Program hari pertama diakhiri dengan peserta bertemu kembali di Pusat Informasi “Cosmological Axis”, Ketandan. Di bangunan ex rumah Tionghoa ini, peserta berdiskusi kelompok dan mengamati berbagai informasi tentang nominasi ke UNESCO “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark”. Dan pada malam harinya peserta di tempat masing-masing menyaksikan secara online nominasi tersebut dinyatakan sebagai World Heritage Site dalam Sidang World Heritage Committee di Riyadh, Saudi Arabia,"ujarnya.
Pengumuman dari UNESCO itu, disambut gembira oleh para peserta termasuk Nurani F. Nawangsih, Kepala Seksi Perencanaan Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis Dinas Kebudayaan DIY.
“Perjalanan panjang untuk mengusulkan Yogyakarta menjadi bagian dari pusaka penting di dunia akhirnya menjadi kenyataan,"katanya.