Masa Istirahat Gunung Marapi Terlama 17 Tahun
- Padang Viva/Andri Mardiansyah
Lalu, pada 3 Desember 2023 pukul 14:54 WIB kembali terjadi erupsi yang tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan. Tercatat gempa Vulkanik Dalam (VA) hanya terekam 3 kali dari tanggal 16 November sampai 2 Desember 2023 dengan baseline RSAM (Real Seismic Amplitude Measurement) relatif mendatar.
"Data tiltmeter juga menunjukkan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial,"kata Hendra lagi.
Menurut Hendra, pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini. Jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.
Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar. Adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual dan masih terekamnya gempa erupsi serta gempa hembusan yang disertai dengan tremor menerus menunjukkan aktivitas Gunung Marapi masih tergolong tinggi.
Data dari satelit Sentinel juga menunjukkan bahwa laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas Gunung Marapi saat ini tergolong tinggi.
Kehadiran magma di dalam dasar kawah yang terindikasi sejak teramatinya pancaran sinar api di puncak G. Marapi pada tanggal 6 Desember 2023 malam hari dan teramatinya lontaran material pijar pada erupsi-erupsi berikutnya menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe erupsi/letusan dari tipe freatik menjadi tipe magmatik.
Menurut Hendra, kondisi tersebut di atas dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi. Oleh