Film 'Dirty Vote', Pakar Hukum Tata Negara Unand Ungkap Desain Kecurangan Pilpres 2024
- tangkapan layar
"Film ini adalah monumen, tagihan. Monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi," kata Zainal.
Sementara itu, Feri Amsari menyebut, film Dirty Vote ini diharapkan mampu mendidik pemilih dalam situasi pemilu yang kerap dimanfaatkan politikus untuk memenangkan kepentingan, dengan mengabaikan hukum dan etika.
“Film ini dianggap akan mampu mendidik publik betapa curangnya pemilu kita, dan bagaimana politisi mempermainkan publik pemilih hanya untuk memenangkan kepentingan mereka,” kata Feri.
Tak hanya itu, Film ini juga membongkar upaya penggunaan kekuasaan yang kuat dengan infrastruktur yang mumpuni, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang di hadapan rakyat demi mempertahankan status quo.
Setelah sekitar 5 jam diupload, film ‘Dirty Vote’ ini telah ditonton 480.674 kali, serta mendapat ribuan respon dari netizen. Rata-rata warganet mengungkap sakit hati mereka atas desain kecurangan pada Pilpres 2024 ini.
Alissa Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), percaya dengan apa yang dipaparkan pada film ini. “Percaya? Ya iyalah,” kata Alissa, dalam cuitannya pada akun Twitter pribadinya @AlissaWahid. Alissa juga merupakan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian.
Sementara, akun @BagusSatria yang merasa miris, negara yang dipimpin oleh sosok yang pernah disebut sebagai ‘New Hop’, nyatanya merupakan perusak hukum dan konstitusi. Ia berharap, negara ini masih mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Mahakuasa.